Tuesday, December 26, 2006

Sperma Buat Ratri (My First Book)


Ini adalah buku pertamaku dari sejumlah cerpen yang pernah dimuat di beberapa Majalah dan Tabloid Wanita, serta beberapa cerpen yang belum pernah diterbitkan yang salah satunya menjadi judul dari kumpulan cerpen ini yaitu "SPERMA BUAT RATRI".

Diterbitkan oleh PT CITRA ADITYA BAKTI, setebal 182 hal yang memuat 13 cerpen pilihan dan bercerita tentang kehidupan disekitar kita yang lahir dari imajinasi saya sebagai penulis dari hal yang biasa hingga diluar jangkauan dimensi ruang dan waktu.

Keteguhan hati, pengorbanan, pengharapan, cinta dan bias asa yang membentur pada satu titik dimana ada detak dengan detik tak biasa. Semoga kiranya tak hanya menjadi hiburan semata bagi semua mata dan hati yang membacanya, tapi bisa menjadi pemasukan berarti bagi sebuah contoh kehidupan yang kadang tak terpikir oleh kita, namun berjarak setipis sehembus nafas yang mengudara tanpa batas dihari penuh hal tak terduga.........

Salam hangat Penulis,

Ria Jumriati

Seharga Rp. 25.000,-

Jika berminat hubungi : real2925@yahoo.com

Tuesday, December 19, 2006

End Year Gathering 2006



















End Year Gathering 2006, it was held on Sari Pan Pacific Hotel.
Speech, door prize, lunch, laugh and still same with the last year.
But I'm sure that we have higher hopes than the last year, and wish that
it will be come true in our life future........

HAPPY NEW YEAR 2007

"Count Your Blessings by Smiles, Not Tears........
Count Your Age by Friends, Not Years...."

Thursday, July 06, 2006

Nice Words....



On the other side of fear is freedom. Only when you feel that you are truly free can you be creative, happy and fullfulled in life. The process of understanding your own heart is the process of moving through fear in the freedom of unconditional love and happiness.


Life is not about snatching the largest piece of the pie for yourself. There's plenty to go around. Alwyas. The universe is infinitely abundant, so start thinkng in those terms. What can you do to expand the possibilities and the potential of the task you have in front of you...

The ultimate beauty is your inner beauty. You are being challenged to recognize your beauty above all. Once you can see your true light, the universe will reward you by bringing more beauty in to your life than you dreamed could be possible.

Whatever you see, hear and experience in the world around you is a reflection of yourself. How you experience the world is a constant monitor of how you've been thinking about yourself and others. Knowing this, you can never blame anyone else for what happens in your life. It's called taking responsibility. Do it and you will truly be on your way to your spiritual evolution.

Traying to control the flow of love is like controlling a puppet - it's too conditional on what you do to keep it there. What happens if you stop holding the strings ? You just have to love and let live. This mean letting go and seeing what love really does when left to its own devices, which, by the way, are infinite !



Taking from Girloshopy

Thursday, May 04, 2006

Stories Summarize














Aku Bertajuk Susi


Aku adalah wanita yang terlahir dari deru nafsu, buasnya birahi dan gulitanya malam dalam balutan pekat angkara murka serta aroma neraka. Aku bertajuk Susi. Sebuah merk yang lekat dengan label prostitusi dan dipersiapkan untuk menjelang masa depan penuh caci maki.....Ia terlahir bernama Susi, beribu seorang prostitusi dari benih yang tak pasti. Batinnya menolak takdir pekat seumur hidupnya, jauh dilubuk hatinya ia mengharapkan setitik pencerahan. Lalu hadir Anissa - bidadari yang diutus Tuhan untuk menarik Susi dari dunia penuh caci. Hingga akhirnya ia bisa berbangga diri bertajuk Susi yang seorang pramusaji dan Ibu dari Salma - Putri kecilnya yang hampir saja diaborsi.
Dimuat di Majalah Goodhouse Keeping Edisi Juni 2005

Bulan Sepenggal Kilau
Cinta memang tak mengenal rasa, bau, warna bahkan alasan yang terlalu panjang untuk meyakinkan hati milik Vega untuk tertambat dan berlabuh selamanya pada Hilman seorang penderita Paranoid Schizophrenia. Meski cemoohan dan tantangan harus ia hadapi atas keputusannya itu. Toh, Vega tetap bertahan pada keyakinannya. "Hilman hanyalah Bulan Sepenggal Kilau' kelak aku akan membawa sinar bulan sepenuhnya dalam kehidupannya, kehidupan kami yang penuh berhias bintang Alnitak , Alnilam dan Mintaka. Begitulah akhirnya, Vega bisa mewujudkan semua itu dengan melahirkan anak-anak dari pernikahannya dengan Hilman.
Dimuat di majalah FEMINA - Edisi November 2004

Selingkuh....

Aku merindukan debar itu, merindukan kemisteriusan di segala energi yang terpencar di aura jinggamu. Kemana merah jambuku ? Kemana lembayung ungumu ? senantiasa terbias lewat hitamnya arti senyum dan candamu. Kini hanya tersirat rona biru, bertebar ramai di nuansa hati sendu. Aku masih mencari arti jinggamu. Tiada lelahku meniti semburat abu-abu di setiap titian pelangi dalam juntai mimpiku. Lalu keacuhanku pada kodrat yang merengkuh erat takdir Illahi.
Dimuat di Majalah VENUS, Surabaya - Edisi Valentine Februari 2006

Rindu Terlarang

"Tuhan, Aku terperangkap pada sepenggal kisah yang harus kuakhiri namun sangat ingin kumulai. Pada sosok itu terpatri segala ingin dan angan yang tak pernah ada didatarnya kehidupanku. Seandainya temu itu adalah anugerah, Tuhan, kuingin jemari bijakmu menghantar kembali ‘kisah’ nya direntangan hari-hariku dalam nuansa yang tak tergapai oleh liarnya imajinasiku.
Dimuat di Majalah SWARA CANTIKA - Edisi Juli 2004

Raissa

"Presentasi paling tinggi dari gejala Post Abortion Syndrome yang biasa diderita wanita yang melakukan aborsi adalah merasa kehilangan harga diri, berteriak histeris, sering memimpikan bayi yang dibunuhnya dan tak mampu lagi menikmati hubungan seksual, tapi ada juga kemungkinan selalu ingin melakukan bunuh diri. Dan Ibu Raissa mengalami beberapa diantaranya”
Aku memandang Raissa dengan perasaan iba. Sebagai sahabatnya, aku merasa telah gagal menuntunnya pada arah yang benar. Matanya yang dulu selalu ceria kini begitu redup tanpa sinar. Kadang ia menangis dan berteriak histeris. Aku tak tahu apa yang harus kulakukan untuk menolongnya. Doa saja rasanya tidak cukup, perlu dukungan moril yang sepenuh dari orang yang benar-benar mencintai Raissa diluar keluarganya. Tapi siapa ? Ariel ? Ya Tuhan, mengapa kau ciptakan manusia seperti Ariel yang hanya bisa menghancurkan masa depan wanita sebaik Raissa.

Dimuat di Majalah ALIA Edisi Februari 2005

Bunda

Bunda yang kumiliki tidaklah seperti kebanyakan Ibu-ibu lain pada umumnya. Sejak aku kecil, tepatnya semenjak pikiran ini bisa menalarkan sesuatu, aku mengenal Bunda sebagai seseorang yang selalu berada didalam rumah. Langkahnya hanya terbatas pada area sekitar rumah. Bahkan ketika aku memasuki tahun pertama di TK, Bunda hanya mengantarku sampai batas pintu utama rumah dan melambaikan tangannya melalui jendela. Begitulah seterusnya, Bunda tak pernah ada pada moment-moment berarti di kehidupanku. Tapi aku sangat mencintainya dan teramat ingin membawanya suatu saat nanti untuk bersentuhan dengan dunia luar. Agoraphobia kata itulah yang sebenarnya menjadi penyebab mengapa Bundaku seperti orang terpenjara didunianya sendiri
Dimuat di Majalah Goodhouse Keeping - Edisi Desember 2005

Perempuan Kedua

Ada kegusaran yang merambati naluri keibuannya, saat Ethan lebih memilih Tuti untuk mendongenginya. Atau Daniella yang lebih suka cara mengucir Tuti dibanding kepang dua yang selalu dijalin di rambut gadis kecilnya itu. Ada kecemburuan merambati hatinya Namun mata Tuti begitu tulus. Flash Back kejadian tahun lalu membayangi benaknya. Ada Wiwik, Endang, Iyem, Atun dan Sarti yang datang silih berganti namun tak ada yang setulus Tuti. Mungkin mendapatkan pembantu cocok layaknya dapat jodoh seperti yang selalu dikatakan Dewi.
Dimuat di Tabloid JELITA - Edisi April 2005

Biyung

Seumur hidupnya Biyung tak pernah menyantap Sushi, Steak, Caviar atau Escargot. Kerongkongan mereka hanya terbiasa dengan makanan kampung seperti tempe, tahu dan singkong. Pernah ketika mereka datang ke Jakarta, Mas Gino, kakakku membawa Biyung pergi makan ke restoran yang menyajikan makanan Italia. Namun apa komentarnya setelah menyantap? “Oala….No. Iki panganan opo sih ? Ndas ku kok dadi cemot cemot.“ Itulah Biyung, kepalanya mendadak pusing jika menyantap makanan mahal. Mungkin justru hal itulah yang membuatnya terhindar dari penyakit-penyakit mematikan serta berbiaya mahal untuk penyembuhannya. Aku bangga meski Biyungku hanya seorang penjual tempe. Biyung tak pernah membutuhkan hadiah-hadiah mewah di hari istimewanya. Yang dibutuhkan Biyung hanyalah kehadiran kami anak-anaknya. Aku pun demikian, aku tak pernah menuntut Biyung harus seperti Mom-nya Yesha atau Maminya Maura. Aku hanya butuh Biyung selalu ada dalam kehidupanku, dan itu sudah melebihi dari segala-galanya. Biyung, aku rindu!

Dimuat di Majalah Goodhouse Keeping Edisi Maret 2006

Friday, February 24, 2006

Have a Nice Affair Honey...



Oleh : Ria Jumriati
Kenapa kamu Selingkuh ? Dengan mata berkaca-kaca Novi bertanya pada suaminya yang baru saja keperegok berduaan dengan Fitri – perempuan selingkuhannya. Dan Ia tak bisa menjawab.
“Apa yang kurang dari aku ?! teriak Novi tak sabar. Dan laki-laki itu hanya terdiam, tetap tak ada jawaban.
Itu hanyalah salah satu contoh rumah tangga yang kehadiran nafas lain diantara mereka. Sebelum kita berbicara mengenai selingkuh dari sudut pandang yang berbeda. Mari lempar pertanyaan awal lebih dahulu. Apa sih selingkuh itu ? Ada yang bilang Selingan kala jenuh, Selalu ingin Merengkuh atau Selang Seling sampai ricuh. Apapun istilah selingkuh. Kegiatan yang satu ini memang selalu ada dimana dan kapan saja. Berkembang biak cepat seperti jamur. Memiliki masa inkubasi yang luar biasa cepat dari virus manapun. Tak mengenal tempat, tak mengenal batas usia. Panah cupido bisa mampir kapan dan dimana saja. Cinta dan perasaan, erat kaitannya di sini. Faktor penyebabnya pun beraneka. Bahkan ada yang tanpa sebab. Untuk kaum adam, selingkuh lebih dipercaya karena factor hormone. Setiap laki-laki memiliki kecenderungan untuk selingkuh bahkan berpoligami. Malah ada anggapan laki-laki yang seumur hidupnya hanya memacari satu orang perempuan, dianggap kurang gentle bahkan banci. Tapi justru laki-laki seperti ini diciptakan Tuhan sebagai manusia limited edition versi canggih dan mahal, tentu perempuan yang mendapatkannya pun pasti perempuan dari komunitas pilihan Tuhan. Lalu bagaimana dengan yang laki-laki yang doyan selingkuh ? karena factor hormone atau factor horni ? Wah, kalau yang seperti ini justru bertebaran dimana-mana. Saking banyaknya, mungkin bisa kita kategorikan berbanding terbalik dengan ‘si Limited Edition’ dengan sebutan Lelaki Loakan. Ups, jangan tersinggung dulu, kenyataan membuktikan adanya istilah “Buaya Darat’, ‘Si Hidung belang’ dan ‘ Playboy cap Gayung’. Tapi tujuannya disini bukan untuk menghakimi para lelaki peselingkuh. Toh, perempuan juga banyak yang melakukan itu. Karena harus diakui, selingkuh itu memang nikmat dan lebih menegangkan jika dilakukan oleh dua lawan jenis yang sudah berumah tangga. Menghadirkan sebentuk bayangan, rasa dan greget lain dikehidupan pernikahan yang kian meredup, sering dilakukan banyak orang karena kangen akan ‘deg deg serrrrr’ yang dulu sering kita rasakan saat masih pacaran, namun perlahan tak ada getar sama sekali ketika aktivitas seks dengan orang yang sama berlangsung sekian lama apalagi kemudian melahirkan anak-anak.

Konon 5 tahun kehidupan perkawinan adalah masa gentingnya berumah tangga. Kalau tidak kuat godaan dan tak mau saling mengalah. Banyak istana runtuh pada periode ini. Karena pada masa ini kebanyakan pasangan telah memasuki masa tanggung jawab seutuhnya, kehilangan waktu untuk menjadi diri sendiri. Anugerah terasa menjadi beban semata. Ketika kejenuhan melanda maka selingkuh biasanya menjadi pelepas dahaga. Seperti telah disinggung diatas. Laki-laki berselingkuh karena factor hormone, tapi perempuan selingkuh lebih banyak karena factor external. Ada perempuan selingkuh karena sakit hati, ingin balas dendam, kesepian, kurang pujian sampai keringnya nafkah batin. Semua itu adalah factor yang tak ada kaitannya dengan hormone. Tapi untuk laki-laki. Sudah istri cantik, alim, baik hati dan di berkahi anak-anak yang sehat. Toh, tetap saja selingkuh. Ya itu, karena factor hormone dan inilah yang menyebabkan suami Novi tak mampu memberi alasan perselingkuhannya dengan Fitri. Meski kita tak setuju bila menyebutnya kodrat. Seperti ungkapan “”Hawa diciptakan dari tulang rusuk Adam’ namun bukan untuk menyakiti tapi justru untuk melindungi. Tapi kita juga tidak bisa menyalahkan hormone yang berseliweran di tubuh laki-laki. Jadi selama selingkuh itu hanya sekedar selingan dan bukan dijadikan ‘saingan’ yang sah. Selama kaum adam menjadikan selingkuh itu sebagai dessert dari main course yang terlalu mengenyangkan. Well, Just go ahead, Baby. But Please, Always come back to my main course. Ingat ! Selalu lah kembali pada hidangan utama. Karena kamu tak akan pernah merasa kenyang dengan porsi kecil itu. Dan kamu akan mati bila terus menerus menyantap hidangan penutup. Karena aku dan anak-anak adalah hidangan utama hidupmu. Selamanya !.
Have a nice affair, Honey.....

Monday, February 20, 2006

Sebuah Dunia Untuk Nathan















Mama,
Aku memang terlahir beda
Kataku sulit dicerna
Wajahku tak bersinar ceria
Aku hidup didunia tanpa warna…..

Mama,
Ada jemarimu menyaput warna diduniaku
Ada senyummu memberi bentuk di abstraknya hidupku
Ada senandungmu di senyapnya malamku….

Mama,
Kini duniaku tak lagi gulita
Do’a mu melebihi mukjizat yang pernah ada
Kini aku hidup seperti mereka, dapat tertawa, bercanda dan berkarya

Terima kasih Mama,
Telah merajut rapi benang-benang masa depanku
Walau kutahu…betapa banyak duka, derita dan air mata telah tertumpah
Peluk, cium serta sujudku, hanya untukmu yang selalu tercinta…………


Air mata Mazaya menetes deras, ada letupan-letupan bahagia yang begitu dahysat didadanya. Tepuk tangan riuh terdengar dari seluruh penjuru gedung. Semua juri berdiri memberi penghargaan, mungkin karena mereka tahu Nathan adalah penyandang autis yang berhasil menyamai kepintaran anak normal. Bahkan Mazaya hampir tak percaya pada kalimat-kalimat puisi yang begitu jelas diucapkannya. Secara subyektif, Mazaya yakin anaknya lah yang paling bagus dalam hal penampilan dan pembacaan puisi.


* I dedicated this story for her beautiful Baby Girl "Jasmine Amadea Celesta"

(Tulisan ini pernah di muat di Majalah Goodhouse Keeping Edisi September 2004)

Friday, February 17, 2006

Bunda


Oleh : Ria Jumriati

21 tahun sudah Bunda mengidap penyakit Agoraphobia – Yaitu sejenis penyakit yang dikelompokkan dalam penyakit kejiwaan, dimana seseorang yang mengidapnya kerap mengalami kepanikan dan kegelisahan yang luar biasa bila berada diluar rumah atau melakukan perjalanan dengan menggunakan bis, kereta api atau kendaraan lainnya. Aku terhenyak, ketika Zoya sahabatku yang berprofesi sebagai psikolog menerangkan hal itu. Selama ini Ayah dan keluargaku yang lain tak pernah menjelaskan secara detail apa penyakit Bunda, begitu pula dengan Bunda, entahlah ia seolah pasrah atau telah begitu menyatu dengan dunianya saat ini.“Bunda tidak sakit Nak, hanya tak bisa keluar rumah” begitu selalu penjelasannya setiap aku bertanya mengenai ketidak normalannya itu.
“Tapi aku ingin Bunda keluar rumah, mengantarku ke mall, melihatku diwisuda dan ada disampingku saat aku menikah nanti” Ujarku memelas.
“Bunda sudah lakukan berbagai pengobatan dan tak ada hasilnya, jadi mungkin beginilah yang dikehendaki Tuhan untuk hidup Bunda dan Bunda tetap merasa bahagia” sahutnya pasrah. Aku memeluk tubuhnya erat. Airmataku berlinang deras, seperti biasa ia hanya memeluk seraya menciumi wajahku.
“Selama ini telah begitu banyak moment terpenting dihidupmu yang terlewati tanpa kehadiran Bunda. Namun tetapkanlah dihatimu, doa Bunda senantiasa selalu ada disetiap langkah dan detakan nadimu” Aku semakin tersedu. Ada aliran bening tertahan dimata tuanya. Bunda memang wanita yang kuat. Sebagai perempuan aku bisa merasakan hal-hal terpendam yang ada di batin Bunda namun tak ingin ditampakkannya demi menjaga perasaanku sebagai anak tunggal yang bertakdir seorang ibu seperti dirinya.

(Tulisan ini pernah di muat di Majalah Goodhouse Keeping Edisi Desember 2005)

Menjadi Langsing, Awet Muda dan Bahagia


Kata “Gemuk” seolah menjadi momok yang begitu menakutkan bagi sebagian masyarakat perempuan di Ibukota. Bahkan dalam salah satu tayangan iklan produk makanan anti gemuk, terlihat seorang wanita membuang daging yang tersisip pada roti yang hendak dimakannya. Sementara kita tahu, daging adalah salah satu makanan berlabel mahal meski dituding sebagai penyebab kegemukan. Namun apa yang diperlihatkan pada tayangan iklan tersebut, secara langsung adalah sebuah prilaku mubazir dan menipiskan arti bersyukur atas nikmat Tuhan. Mengapa harus takut gemuk ? tentu saja jawabannya adalah karena gemuk tentu tidak cantik. Tidak pernah ada kan ratu kecantikan dibelahan dunia manapun yang bertubuh gembyor ? terlihat lebih tua dan sebagian masyarakat cenderung menempatkan orang-orang gemuk sebagai badut yang yang hanya berobject sebagai bahan tertawaan. Sehingga banyak sekali orang terutama wanita yang berusaha mati-matian untuk mencapai berat ideal bahkan hingga pada tindakan menyakiti diri sendiri. Hal ini tentu sangat disayangkan, padahal untuk menjadi langsing, awet muda dan bahagia kunci utamanya adalah sebagai berikut :

1. Penerimaan
2. Hidup Teratur
3. Rasa Bersyukur
4. Percaya pada kekuatan doa

Untuk mengetahui lebih jauh bagaimana menjadi langsing, awet muda dan bahagia menurut versi saya, mari kita bahas satu persatu point – point tersebut diatas.

Penerimaan.

Mari kita bertanya pada diri kita sendiri. Takutkah kita menjadi tua ? tentu saja! meski proses penuaan adalah hal yang sangat alami terjadi seperti siklus siang dan malam, namun menjadi tua adalah masa yang mengerikan bagi sebagian perempuan. Ingin selalu tampil muda, langsing dan sehat. Siapa yang tidak mau. Maka tak heran menjamurlah suntikan dan pengobatan untuk mencegah proses alamiah itu terjadi. Seperti botox, collagen dan berjenis-jenis pil anti penuaan dini dan kegemukan. Mencegah proses alamiah terjadi berarti memotong harmonisasi yang telah di gariskan Sang Pencipta, tentu ada konsekwensi goyahnya keseimbangan akan hal itu. Tapi sifat manusia cenderung mendapatkan hasilnya dulu dengan berbagai cara di bandingkan akibat dari hasil yang telah didapat. Penolakan terhadap apa yang seharusnya terjadi sering mengakibatkan depressi yang berlebihan. Takut tua dan takut gemuk. Penerimaan terhadap dua kata tersebut adalah yang paling sulit dilakukan, sehingga sering kita temui orang yang selalu merasa menyesal setelah menyantap makanan apapun yang masuk kedalam perutnya. Bahkan pada taraf yang lebih parah, kita kenal istilah “Bulimia” dan “Anorexia” orang-orang yang selalu memuntahkan rezeki dalam bentuk makanan yang telah memasuki lambungnya.

“Makanlah ketika kamu benar-benar merasa lapar, dan berhentilah makan sebelum kamu bener-benar merasa kenyang”
Ungkapan dari salah satu Hadist Nabi Muhammad SAW itu banyak sekali benarnya. Saya yakin tubuh kita telah dirancang sedemikian rupa untuk menyerap porsi makanan dalam jumlah yang seharusnya, dan jika penyerapannya tidak berlebihan tentu saja tidak akan mengakibatkan kegemukan. Jadi, makanlah karena lapar dan bukan karena sedang stress. Dan jangan sekali pun menyesali makanan apapun yang telah masuk kedalam tubuh kita, secara psikologis organ-organ tubuh kita pun bisa kecewa. Kita harus mencoba berpikir seperti itu. Organ-organ tubuh itu pun bisa kesal karena perlakuan kita terhadap makanan yang telah kita santap dan kita sesali bahkan kita muntahkan lagi. Kekesalan mereka bisa dengan jalan menimbulkan penyakit tertentu didalam tubuh kita. Jadi cobalah mulai sekarang untuk belajar menerima segala hal yang memang seharusnya terjadi. Tua dan gemuk bukanlah hal yang menakutkan jika kita menyikapinya secara bijaksana.

Hidup Teratur

Siklus hidup yang tidak teratur bisa menjadi penyebab kegemukan. Makan tidak teratur, jam tidur yang kacau dan tak ada ruang dan waktu untuk sekedar melakoni hubungan vertical kita terhadap Tuhan YME. Dan yang sering terjadi lagi-lagi adalah stress yang berlebihan. Menyikapi segala sesuatu dari sudut pandang yang sempit adalah penyebab dari ketidak teraturan yang terlanjur merutinitas kehidupan kita. Sering kita dengar nasehat orang tua kita “Bangun pagi banyak rezeki, bangun siang rezekinya sudah dipatok ayam” Dan itu masih berlaku hingga kini. Temuilah Tuhanmu sepagi mungkin dan berpautlah kepadanya sepanjang hari. Jika hal ini anda lakukan lewat doa tentunya, akan menjadi meditasi tersendiri yang mengeluarkan energi negative didalam diri kita, menghadirkan ketenangan dan kepasrahan dalam jiwa yang menyeluruh hingga kita bisa menghadapi pagi dengan nuansa hati yang lebih jernih. Bahkan konon, orang yang sering menghadapkan wajahnya pada Sang Pencipta, akan mendapatkan karunia awet muda. Maka untuk menjadi langsing, awet muda dan bahagia, tak perlu olah raga serta pengobatan dengan biaya mahal. Bangun pagi, berdoa dan jalan pagi beberapa menit sudah mengeluarkan timbunan energi penyebab gemuk dan depressi. Cobalah tidak terlalu susah dan mahal kan ?.

Rasa Bersyukur

“Tuhan berkatilah makanan ini agar menyehatkan bagi tubuh kami dan rohani kami”

Doa sebelum makan dalam umat Katolik itu mungkin bisa menjadi contoh betapa kita harus selalu bersyukur atas karunia rezeki dari Tuhan YME apapun bentuknya. Tujuannya agar kita mendapat kesehatan tak hanya raga tapi juga jiwa. Tuhan tentu akan sangat berbahagia jika hambanya senantiasa mensyukuri segala nikmat karunia yang telah dilimpahkanNya. Dan Dia pasti akan menambakan karunia rezeki bagi setiap hambanya yang selalu mensyukuri pemberiannyaNya dalam bentuk apapun. Jadi jelas sudah, tindakan menyesali makanan yang masuk kedalam tubuh kita apalagi memuntahkannya, adalah perbuatan yang tidak disukai Tuhan. Ia pun tentu akan memberi ganjaran lewat cara yang kadang tak bisa dimengerti oleh orang-orang yang tak pernah mau mengerti akan arti kata bersyukur. Dan kita tentu tidak mau menjadi bagian dari itu kan ? Jadi mulai detik ini marilah kita selalu mensyukuri bahkan untuk setiap hembusan udara yang kita hirup setiap harinya.

Percaya Pada Kekuatan Doa

Ketika kita sudah melakonai semua hal tersebut diatas, dan tubuh belum juga kurus. Hal yang tak boleh kita lupakan adalah berdo’a. Ingat, manusia boleh berusaha tapi Tuhan pula yang menentukan. Berdoalah agar kita senantiasa dianugearhi bentuk tubuh yang ideal dan yakinlah akan dahysatnya kekuatan sebuah doa karena tak ada doa yang tak didengar. Tak usah merasa lucu memanjatkan doa itu, toh Tuhan itu Maha Berkehendak. Saya yakin, ritual doa dalam setiap agama tidak hanya selalu dalam bentuk duduk dan memanjat. Tapi ada cara lain. Dalam agama manapun pasti ada ritual berpuasa, cobalah untuk memakai cara ini. Dalam Islam, bisa dilakukan berpuasa Senin-Kamis untuk mendapatkan pahala sekaligus mengosongkan timbunan lemak dan karbohidrat yang sudah menumpuk selama seminggu, serta mengistirahatkan kerja lambung yang juga baik untuk kesehatan. Dalam Katolik, ada istilah puasa yang hanya memperbolehkan makan kenyang satu kali saja dalam sehari, dengan tujuan untuk meminta sesuatu yang sangat kita inginkan. Di agama Budha ada istilah “Attasila” yaitu berpuasa mulai jam 12 siang sampai jam 6 pagi dan tidak diperbolehkan menyantap makanan padat. Untuk agama lainnya, pasti ada dan kenapa tak mencobanya menurut keyakinan kita masing-masing. Menjadi langsing dan awet muda tapi tak bahagia tentu percuma. Kata terakhir itulah yang paling penting, dan untuk mendapatkannya haruslah kita bangun harmonisasi hubungan yang indah secara horizontal terhadap sesama dan jalinan yang erat secara vertical terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Bulan Sepenggal Kilau



Oleh : Ria Jumriati



Aku tergolek resah di pembaringanku. Sejak kehadiran Hilman, seluruh angan dan mimpiku hanya terhias gambaran wajah dan senyumnya. Secara sadar dan perlahan aku pun telah menargetkan serentetan rencana buat sebuah masa depan yang menurut banyak orang adalah aneh dan gila. Yach, saat ini aku punya rencana untuk mendatangi rumah Hilman. Aku ingin menemui orang tua dan keluarga besarnya. Aku ingin melamar Hilman !.

Wanita itu memandangku tak percaya. Ada aliran bening mengalir dari mata tuanya. Sekali lagi aku memeluknya erat. “Apa yang kamu harapkan dari orang seperti Hilman, Nak ?” Aku tersenyum lembut. “Sama seperti yang diharapkan gadis normal pada umumnya. Cinta, kesetiaan, keturunan serta kemakmuran hidup hingga masa tua menjemput”
“Tapi, apa yang bisa diberi Hilman untukmu ? Ia…..” Kalimat itu terputus oleh isaknya.
“Bu, aku hanya meminta restu Ibu dan seluruh keluarga disini. Nikahkan kami dan segala harapan-harapan itu akan datang menyapa masa depan kami. Aku yakin sekali. Bu”
Dan restu pun kudapat walau dengan pandangan aneh dan ketidak yakinan pada apa yang baru saja kuutarakan. Namun kontroversi belum lagi usai. Aku mendapat tantangan keras tak hanya dari keluargaku namun seluruh lingkungan dimana mereka mengenalku. Ada yang mengatakan aku sudah gila, putus asa dan menderita phobia tertentu karena terlalu lama mengurus orang-orang dengan mental bermasalah. Peduli setan! Anjing menggonggong Khafilah terus berlalu. Dan akupun berlalu dan menuju pada tempat yang kuyakini kebenarannya.

(Tulisan ini pernah di muat di Majalah Femina Edisi November 2004)

Dua Malaikat Kecilku



Untuk Dua Malaikatku Tersayang
Lekaslah tumbuh bujang
Saling menopang tanpa tergoyang


Terjang segala penghalang
Raih cita gemilang
Tetap kokoh meski badai menerjang

Yakinlah akan menang
Terbang dan raihlah bintang
Karena doa Ibu kan terus berkumandang


Just For my Fahreza & Rivaldo

Aku Bertajuk Susi


Oleh : Ria Jumriati







Aku adalah wanita yang terlahir dari deru nafsu, buasnya birahi dan gulitanya malam dalam balutan pekat angkara murka serta aroma neraka. Aku bertajuk Susi. Sebuah merk yang lekat dengan label prostitusi dan seolah dipersiapkan untuk menjelang masa depan penuh caci maki. Aku bertumbuh dalam rangka takdir pekat yang telah membayangi tapak kecilku hingga langkah gemulaiku nan mengundang birahi liar para setan jalanan. Lenteraku adalah lembar-lembar Rupiah, udaraku adalah tidur nyenyakku, senyumku adalah mimpi tak tergapaiku. Aku adalah ilalang dalam injakan ganas binatang jalang. Saat semua mengusung tinggi harga diri, aku hanyalah seonggok sampah bertabur lalat-lalat berbau taik Raga dan nafasku berpacu jauh diluar peradaban manusia. Binatang-binatang yang melingkari garis nasibku adalah mereka yang dengan terpaksa membiarkan tubuh ini berbentuk hingga menguatkan jantungku yang mestinya dikoyak saja, hingga tak harus kukecap getirnya dunia liar yang mereka cipta untukku.


Tulisan ini pernah dimuat di Majalah Goodhouse Keeping, Edisi Juni 2005