Pernahkah kita berpikir, apa
yang tengah berkecamuk di pikiran seorang anak ketika mereka sedang stress ?
Bagaimana cara kerja emosi dan siapa yang paling bertanggung jawab
mengembalikan mood seorang anak dari dalam agar kembali ceria ? Selain
perlakuan manis dari orang tua, teman dan lingkungannya. Seperti apa pula,
proses dan konsep terjadinya mimpi indah dan buruk ketika mereka tertidur ? Ada
berapa banyak ruang memori di pikiran mereka, yang suatu saat dan pada keadaan
tertentu bisa menjadi penyebab kesedihan, kegembiraan, penyesalan dan segala
emosi yang ada.
Film Animasi Inside Out
menggambarkan semua hal tersebut secara visual, jelas dan detail. Menampilkan masing masing sosok emosi dalam
bentuk karakter Joy (Gembira), Sadness (Sedih), Anger (Marah), Fear (Takut) dan Disgust
(Jijik). Cara memperkenalkan masing masing
peran emosi tersebut sangat mudah di
cerna untuk segmen pasar yang mereka bidik – Anak anak dan remaja. Dan untuk orang tua sendiri, menjadi pengetahuan bermanfaat tentang
bagaimana emosi, daya khayal dan mimpi seorang anak yang terkadang begitu rumit
untuk di pahami, ternyata memiliki solusi sederhana, misalnya hanya sebuah
pelukan hangat.
Di awali dengan kelahiran
Riley yang di sambut ceria oleh 5 jenis karater yang mewakili masing masing
emosi yaitu Joy, Sadness, Fear, Anger dan Disgust. Joy harus mengambil peran
dominan dari semua karakter emosi yang ada. Bola bola emosi terus di jaga agar
di antaranya selalu lebih banyak milik Joy dibanding karakter emosi lainnya,
tujuannya agar Riley selalu tampil sebagai anak
yang ceria. Namun, tak mudah bagi Joy untuk mengalahkan ego Anger yang
selalu menyarankan keputusan emosional, mencegah Disgust agar tak terlalu over
protective, mempengaruhi Fear dan Sadness untuk mempergunakan bola bola
emosinya pada suasana yang dibutuhkan dengan tepat.
Mudahkah pekerjaan itu bagi
Joy ? Ternyata perlu usaha luar biasa mengatur 4 karakter emosi lainnya agar selaras
dengan Joy. Pertarungan masing masing emosi pun terjadi, saat Riley dan
keluarganya harus pindah dari kampung halaman mereka di Minnesota yang nyaman,
menuju kota San Fransisco dimana
pemandangan halaman hockey yang luas, teman yang menyenangkan dan makanan favorite
Riley tak lagi ada.
Klimaks pun terjadi ketika
semua emosi ingin mengambil peran membahagiakan Riley dengan cara dan karater
mereka masing-masing. Ditengah pertarungan memperebutkan bola bola emosi, tiba
tiba Joy dan Sadness terlempar jauh keluar headquarter yaitu memori utama Riley, sehingga dipastikan
tak ada lagi kebahagiaan dan kesedihan di tubuh Riley. Yang tersisa tentu saja
kemarahan, ketakutan dan rasa jijik terhadap lingkungannya yang baru. Di sinilah, terlihat bagaimana Joy sebagai
emosi yang paling bertanggung jawab atas kebahagiaan Riley menemukan ‘titik
pemahaman’ bahwa Sadness (kesedihan) tak selalu buruk. Menangis bahkan bisa
melegakan perasaan, menangis akan menghadirkan penyesalan dan pada akhirnya mengundang senyuman.
Kolaborasi dan perjuangan
gigih menuju headquarter, terus di lakukan oleh Joy dan Sadness, yang
dalam perjalanannya di bantu oleh Bing Bong – seekor gajah lucu , yang berperan
sebagai tokoh khayalan Riley yang selalu memotivasinya untuk menuju ke bulan.
Mengantar mereka lewati ruang ruang memori antah berantah, imajinasi hingga
terlempar dan tersesat di ruang alam
bawah sadar.
Ketika Joy begitu putus asa
mencari jalan kembali ke Headquarter memori, emosi Riley seluruhnya di kendalikan
oleh Anger, Fear dan Disgust. Anger memerintahkan Riley untuk kabur dan kembali
ke Minnesota tanpa sepengetahuan orang tuanya. Fear kewalahan memberi rasa takut
pada Riley dan Disgust tak berdaya dengan bayangan tikus jorok di apartementnya
yang baru. Mengetahui hal itu, Joy semakin berusaha keras mencari jalan pulang, hingga akhirnya Joy dan Sadness berhasil menemui celah sempit di pulau keluarga dan bantuan kekasih khayalan Riley untuk mencapai headquarter.
Melihat sisi baik dari
Sadness untuk keadaan seperti ini. Joy pun memberinya peran untuk mengatasi
keadaan emosi Riley yang semakin berantakan karena kemarahan, ketakutan dan
rasa jijik. Bola bola memori kesedihan pun di kirim kepada Riley, hingga pada
saat yang tepat gadis 11 tahun itu pun merasakan kesedihan yang dalam
meninggalkan kedua orang tuanya. Rasa sedih yang menghadirkan penyesalan, rasa
sedih yang serta merta bisa mengembalikan segala bentuk memori indah masa
kecilnya di Minnesota.
Riley pun berlari
pulang.....dan memeluk kedua orang tuanya dengan linangan air mata kesedihan
dan penyesalan yang di berikan Sadness.
Joy tersenyum....sementara
Anger, Fear, Disgust menahan diri untuk meletakkan bola bola emosi mereka untuk
dipergunakan pada keadaan yang tepat.
Film Inside Out memberi kita pemahaman dalam, tentang peran dominan sebuah emosi. Mengapa kita begitu mudah marah, ketakutan dan bersedih ? Karena hanya ada satu emosi kebahagiaan yang meski dominan tapi hanya seorang diri mengatur semua core memori di tubuh kita.
Yuk, bantu Joy agar
pekerjaannya lebih mudah dengan selalu merasa bersyukur dan berbahagia !
Dan biarkan Sadness, Anger,
Fear dan Disgust mempergunakan bola bola memorinya pada saat yang tepat secara
cerdas :-)
Oya, satu contoh briliant lagi dari film ini. Jika stress, segeralah tidur tanpa memikirkan apapun. Karena semua emosi akan berhenti bekerja. Dan Joy, akan membuat strategi baru agar kita tetap ceria dan bahagia saat terjaga !
Oya, satu contoh briliant lagi dari film ini. Jika stress, segeralah tidur tanpa memikirkan apapun. Karena semua emosi akan berhenti bekerja. Dan Joy, akan membuat strategi baru agar kita tetap ceria dan bahagia saat terjaga !
-
Ria
Jumriati -