MUKENA BUATAN IBU
Benda yang identik erat dengan Ibu
adalah mukena dan kerudung berpayet. Jemari Ibu terkenal ahli dalam membuat
mukena dan memasang untaian payet di setiap kerudung yang dirancangnya. Meski
hanya dalam skala kecil. Kami hidup dan bertumbuh dari hasil tangan Ibu selain
Ayah tentunya.
Ribuan malam telah terlewati diantara
terang, remang bahkan gelap yang tetap Ibu lakoni demi menyelesaikan pesanan jahitan
mukena dan kerudung. 3 anak gadis Ibu menjadi saksi bagaimana gigihnya Ibu
membuat pakaian dunia akhirat yang memberi makna terdalam dan warna terindah
bagi perjalanan hidup kami selanjutnya.
Ketika satu anak gadis Ibu menemui
jodohnya, Ibu membuatkan kerudung ber payet indah untuk dikenakan pada upacara
ijab kobul. Begitu seterusnya, hingga 3 bidadari di kehidupan Ibu terlepas dari
kehidupannya untuk membentuk satu masa depan tersesuai suratan takdir, masing
masing anak memiliki satu kerudung berpayet buatan Ibu serta mahar berupa
mukena yang dibeli mempelai pria langsung dari Ibu. Hingga kini, mukena dan
kerudung itu tetap menjadi bagian dari kegiatan Ibu. Tak ada harga khusus lagi
yang di patok Ibu untuk bisnisnya ini. Terkadang Ibu, membuat mukena yang
diperuntukkan untuk di letakkan di
masjid dan surau yang tidak memiliki mukena yang layak pakai.
”Insya
Allah...di padang Mashar kelak, mukena mukena ini akan menjadi pakaian terindah
yang Ibu miliki.” Begitu nasehat bijaknya.
Kini Ibu semakin renta. Matanya tak
setajam dulu, jemarinya tak lagi cekatan saat memasang payet di setiap kerudung
yang dipesan orang. Namun, Ibu tak bisa berhenti, satu mukena tetap di buatnya
meski kini memerlukan waktu satu bulan lebih. Dan tak pernah lagi
dijualnya...tapi disumbangkan sebagai persiapan
untuk pakaian akhiratnya kelak.
”Barangsiapa memelihara (mengasuh) tiga anak perempuan atau tiga saudara
perempuan wajib baginya masuk surga”. (HR. Ath-Thahawi).
- Ria Jumriati -