Oleh : Ria Jumriati
Kenapa kamu Selingkuh ? Dengan mata berkaca-kaca Novi bertanya pada suaminya yang baru saja keperegok berduaan dengan Fitri – perempuan selingkuhannya. Dan Ia tak bisa menjawab.
“Apa yang kurang dari aku ?! teriak Novi tak sabar. Dan laki-laki itu hanya terdiam, tetap tak ada jawaban.
Itu hanyalah salah satu contoh rumah tangga yang kehadiran nafas lain diantara mereka. Sebelum kita berbicara mengenai selingkuh dari sudut pandang yang berbeda. Mari lempar pertanyaan awal lebih dahulu. Apa sih selingkuh itu ? Ada yang bilang Selingan kala jenuh, Selalu ingin Merengkuh atau Selang Seling sampai ricuh. Apapun istilah selingkuh. Kegiatan yang satu ini memang selalu ada dimana dan kapan saja. Berkembang biak cepat seperti jamur. Memiliki masa inkubasi yang luar biasa cepat dari virus manapun. Tak mengenal tempat, tak mengenal batas usia. Panah cupido bisa mampir kapan dan dimana saja. Cinta dan perasaan, erat kaitannya di sini. Faktor penyebabnya pun beraneka. Bahkan ada yang tanpa sebab. Untuk kaum adam, selingkuh lebih dipercaya karena factor hormone. Setiap laki-laki memiliki kecenderungan untuk selingkuh bahkan berpoligami. Malah ada anggapan laki-laki yang seumur hidupnya hanya memacari satu orang perempuan, dianggap kurang gentle bahkan banci. Tapi justru laki-laki seperti ini diciptakan Tuhan sebagai manusia limited edition versi canggih dan mahal, tentu perempuan yang mendapatkannya pun pasti perempuan dari komunitas pilihan Tuhan. Lalu bagaimana dengan yang laki-laki yang doyan selingkuh ? karena factor hormone atau factor horni ? Wah, kalau yang seperti ini justru bertebaran dimana-mana. Saking banyaknya, mungkin bisa kita kategorikan berbanding terbalik dengan ‘si Limited Edition’ dengan sebutan Lelaki Loakan. Ups, jangan tersinggung dulu, kenyataan membuktikan adanya istilah “Buaya Darat’, ‘Si Hidung belang’ dan ‘ Playboy cap Gayung’. Tapi tujuannya disini bukan untuk menghakimi para lelaki peselingkuh. Toh, perempuan juga banyak yang melakukan itu. Karena harus diakui, selingkuh itu memang nikmat dan lebih menegangkan jika dilakukan oleh dua lawan jenis yang sudah berumah tangga. Menghadirkan sebentuk bayangan, rasa dan greget lain dikehidupan pernikahan yang kian meredup, sering dilakukan banyak orang karena kangen akan ‘deg deg serrrrr’ yang dulu sering kita rasakan saat masih pacaran, namun perlahan tak ada getar sama sekali ketika aktivitas seks dengan orang yang sama berlangsung sekian lama apalagi kemudian melahirkan anak-anak.
Konon 5 tahun kehidupan perkawinan adalah masa gentingnya berumah tangga. Kalau tidak kuat godaan dan tak mau saling mengalah. Banyak istana runtuh pada periode ini. Karena pada masa ini kebanyakan pasangan telah memasuki masa tanggung jawab seutuhnya, kehilangan waktu untuk menjadi diri sendiri. Anugerah terasa menjadi beban semata. Ketika kejenuhan melanda maka selingkuh biasanya menjadi pelepas dahaga. Seperti telah disinggung diatas. Laki-laki berselingkuh karena factor hormone, tapi perempuan selingkuh lebih banyak karena factor external. Ada perempuan selingkuh karena sakit hati, ingin balas dendam, kesepian, kurang pujian sampai keringnya nafkah batin. Semua itu adalah factor yang tak ada kaitannya dengan hormone. Tapi untuk laki-laki. Sudah istri cantik, alim, baik hati dan di berkahi anak-anak yang sehat. Toh, tetap saja selingkuh. Ya itu, karena factor hormone dan inilah yang menyebabkan suami Novi tak mampu memberi alasan perselingkuhannya dengan Fitri. Meski kita tak setuju bila menyebutnya kodrat. Seperti ungkapan “”Hawa diciptakan dari tulang rusuk Adam’ namun bukan untuk menyakiti tapi justru untuk melindungi. Tapi kita juga tidak bisa menyalahkan hormone yang berseliweran di tubuh laki-laki. Jadi selama selingkuh itu hanya sekedar selingan dan bukan dijadikan ‘saingan’ yang sah. Selama kaum adam menjadikan selingkuh itu sebagai dessert dari main course yang terlalu mengenyangkan. Well, Just go ahead, Baby. But Please, Always come back to my main course. Ingat ! Selalu lah kembali pada hidangan utama. Karena kamu tak akan pernah merasa kenyang dengan porsi kecil itu. Dan kamu akan mati bila terus menerus menyantap hidangan penutup. Karena aku dan anak-anak adalah hidangan utama hidupmu. Selamanya !.
Have a nice affair, Honey.....
“Apa yang kurang dari aku ?! teriak Novi tak sabar. Dan laki-laki itu hanya terdiam, tetap tak ada jawaban.
Itu hanyalah salah satu contoh rumah tangga yang kehadiran nafas lain diantara mereka. Sebelum kita berbicara mengenai selingkuh dari sudut pandang yang berbeda. Mari lempar pertanyaan awal lebih dahulu. Apa sih selingkuh itu ? Ada yang bilang Selingan kala jenuh, Selalu ingin Merengkuh atau Selang Seling sampai ricuh. Apapun istilah selingkuh. Kegiatan yang satu ini memang selalu ada dimana dan kapan saja. Berkembang biak cepat seperti jamur. Memiliki masa inkubasi yang luar biasa cepat dari virus manapun. Tak mengenal tempat, tak mengenal batas usia. Panah cupido bisa mampir kapan dan dimana saja. Cinta dan perasaan, erat kaitannya di sini. Faktor penyebabnya pun beraneka. Bahkan ada yang tanpa sebab. Untuk kaum adam, selingkuh lebih dipercaya karena factor hormone. Setiap laki-laki memiliki kecenderungan untuk selingkuh bahkan berpoligami. Malah ada anggapan laki-laki yang seumur hidupnya hanya memacari satu orang perempuan, dianggap kurang gentle bahkan banci. Tapi justru laki-laki seperti ini diciptakan Tuhan sebagai manusia limited edition versi canggih dan mahal, tentu perempuan yang mendapatkannya pun pasti perempuan dari komunitas pilihan Tuhan. Lalu bagaimana dengan yang laki-laki yang doyan selingkuh ? karena factor hormone atau factor horni ? Wah, kalau yang seperti ini justru bertebaran dimana-mana. Saking banyaknya, mungkin bisa kita kategorikan berbanding terbalik dengan ‘si Limited Edition’ dengan sebutan Lelaki Loakan. Ups, jangan tersinggung dulu, kenyataan membuktikan adanya istilah “Buaya Darat’, ‘Si Hidung belang’ dan ‘ Playboy cap Gayung’. Tapi tujuannya disini bukan untuk menghakimi para lelaki peselingkuh. Toh, perempuan juga banyak yang melakukan itu. Karena harus diakui, selingkuh itu memang nikmat dan lebih menegangkan jika dilakukan oleh dua lawan jenis yang sudah berumah tangga. Menghadirkan sebentuk bayangan, rasa dan greget lain dikehidupan pernikahan yang kian meredup, sering dilakukan banyak orang karena kangen akan ‘deg deg serrrrr’ yang dulu sering kita rasakan saat masih pacaran, namun perlahan tak ada getar sama sekali ketika aktivitas seks dengan orang yang sama berlangsung sekian lama apalagi kemudian melahirkan anak-anak.
Konon 5 tahun kehidupan perkawinan adalah masa gentingnya berumah tangga. Kalau tidak kuat godaan dan tak mau saling mengalah. Banyak istana runtuh pada periode ini. Karena pada masa ini kebanyakan pasangan telah memasuki masa tanggung jawab seutuhnya, kehilangan waktu untuk menjadi diri sendiri. Anugerah terasa menjadi beban semata. Ketika kejenuhan melanda maka selingkuh biasanya menjadi pelepas dahaga. Seperti telah disinggung diatas. Laki-laki berselingkuh karena factor hormone, tapi perempuan selingkuh lebih banyak karena factor external. Ada perempuan selingkuh karena sakit hati, ingin balas dendam, kesepian, kurang pujian sampai keringnya nafkah batin. Semua itu adalah factor yang tak ada kaitannya dengan hormone. Tapi untuk laki-laki. Sudah istri cantik, alim, baik hati dan di berkahi anak-anak yang sehat. Toh, tetap saja selingkuh. Ya itu, karena factor hormone dan inilah yang menyebabkan suami Novi tak mampu memberi alasan perselingkuhannya dengan Fitri. Meski kita tak setuju bila menyebutnya kodrat. Seperti ungkapan “”Hawa diciptakan dari tulang rusuk Adam’ namun bukan untuk menyakiti tapi justru untuk melindungi. Tapi kita juga tidak bisa menyalahkan hormone yang berseliweran di tubuh laki-laki. Jadi selama selingkuh itu hanya sekedar selingan dan bukan dijadikan ‘saingan’ yang sah. Selama kaum adam menjadikan selingkuh itu sebagai dessert dari main course yang terlalu mengenyangkan. Well, Just go ahead, Baby. But Please, Always come back to my main course. Ingat ! Selalu lah kembali pada hidangan utama. Karena kamu tak akan pernah merasa kenyang dengan porsi kecil itu. Dan kamu akan mati bila terus menerus menyantap hidangan penutup. Karena aku dan anak-anak adalah hidangan utama hidupmu. Selamanya !.
Have a nice affair, Honey.....