Monday, February 20, 2006
Sebuah Dunia Untuk Nathan
Mama,
Aku memang terlahir beda
Kataku sulit dicerna
Wajahku tak bersinar ceria
Aku hidup didunia tanpa warna…..
Mama,
Ada jemarimu menyaput warna diduniaku
Ada senyummu memberi bentuk di abstraknya hidupku
Ada senandungmu di senyapnya malamku….
Mama,
Kini duniaku tak lagi gulita
Do’a mu melebihi mukjizat yang pernah ada
Kini aku hidup seperti mereka, dapat tertawa, bercanda dan berkarya
Terima kasih Mama,
Telah merajut rapi benang-benang masa depanku
Walau kutahu…betapa banyak duka, derita dan air mata telah tertumpah
Peluk, cium serta sujudku, hanya untukmu yang selalu tercinta…………
Air mata Mazaya menetes deras, ada letupan-letupan bahagia yang begitu dahysat didadanya. Tepuk tangan riuh terdengar dari seluruh penjuru gedung. Semua juri berdiri memberi penghargaan, mungkin karena mereka tahu Nathan adalah penyandang autis yang berhasil menyamai kepintaran anak normal. Bahkan Mazaya hampir tak percaya pada kalimat-kalimat puisi yang begitu jelas diucapkannya. Secara subyektif, Mazaya yakin anaknya lah yang paling bagus dalam hal penampilan dan pembacaan puisi.
* I dedicated this story for her beautiful Baby Girl "Jasmine Amadea Celesta"
(Tulisan ini pernah di muat di Majalah Goodhouse Keeping Edisi September 2004)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment