Friday, February 17, 2006
Menjadi Langsing, Awet Muda dan Bahagia
Kata “Gemuk” seolah menjadi momok yang begitu menakutkan bagi sebagian masyarakat perempuan di Ibukota. Bahkan dalam salah satu tayangan iklan produk makanan anti gemuk, terlihat seorang wanita membuang daging yang tersisip pada roti yang hendak dimakannya. Sementara kita tahu, daging adalah salah satu makanan berlabel mahal meski dituding sebagai penyebab kegemukan. Namun apa yang diperlihatkan pada tayangan iklan tersebut, secara langsung adalah sebuah prilaku mubazir dan menipiskan arti bersyukur atas nikmat Tuhan. Mengapa harus takut gemuk ? tentu saja jawabannya adalah karena gemuk tentu tidak cantik. Tidak pernah ada kan ratu kecantikan dibelahan dunia manapun yang bertubuh gembyor ? terlihat lebih tua dan sebagian masyarakat cenderung menempatkan orang-orang gemuk sebagai badut yang yang hanya berobject sebagai bahan tertawaan. Sehingga banyak sekali orang terutama wanita yang berusaha mati-matian untuk mencapai berat ideal bahkan hingga pada tindakan menyakiti diri sendiri. Hal ini tentu sangat disayangkan, padahal untuk menjadi langsing, awet muda dan bahagia kunci utamanya adalah sebagai berikut :
1. Penerimaan
2. Hidup Teratur
3. Rasa Bersyukur
4. Percaya pada kekuatan doa
Untuk mengetahui lebih jauh bagaimana menjadi langsing, awet muda dan bahagia menurut versi saya, mari kita bahas satu persatu point – point tersebut diatas.
Penerimaan.
Mari kita bertanya pada diri kita sendiri. Takutkah kita menjadi tua ? tentu saja! meski proses penuaan adalah hal yang sangat alami terjadi seperti siklus siang dan malam, namun menjadi tua adalah masa yang mengerikan bagi sebagian perempuan. Ingin selalu tampil muda, langsing dan sehat. Siapa yang tidak mau. Maka tak heran menjamurlah suntikan dan pengobatan untuk mencegah proses alamiah itu terjadi. Seperti botox, collagen dan berjenis-jenis pil anti penuaan dini dan kegemukan. Mencegah proses alamiah terjadi berarti memotong harmonisasi yang telah di gariskan Sang Pencipta, tentu ada konsekwensi goyahnya keseimbangan akan hal itu. Tapi sifat manusia cenderung mendapatkan hasilnya dulu dengan berbagai cara di bandingkan akibat dari hasil yang telah didapat. Penolakan terhadap apa yang seharusnya terjadi sering mengakibatkan depressi yang berlebihan. Takut tua dan takut gemuk. Penerimaan terhadap dua kata tersebut adalah yang paling sulit dilakukan, sehingga sering kita temui orang yang selalu merasa menyesal setelah menyantap makanan apapun yang masuk kedalam perutnya. Bahkan pada taraf yang lebih parah, kita kenal istilah “Bulimia” dan “Anorexia” orang-orang yang selalu memuntahkan rezeki dalam bentuk makanan yang telah memasuki lambungnya.
“Makanlah ketika kamu benar-benar merasa lapar, dan berhentilah makan sebelum kamu bener-benar merasa kenyang”
Ungkapan dari salah satu Hadist Nabi Muhammad SAW itu banyak sekali benarnya. Saya yakin tubuh kita telah dirancang sedemikian rupa untuk menyerap porsi makanan dalam jumlah yang seharusnya, dan jika penyerapannya tidak berlebihan tentu saja tidak akan mengakibatkan kegemukan. Jadi, makanlah karena lapar dan bukan karena sedang stress. Dan jangan sekali pun menyesali makanan apapun yang telah masuk kedalam tubuh kita, secara psikologis organ-organ tubuh kita pun bisa kecewa. Kita harus mencoba berpikir seperti itu. Organ-organ tubuh itu pun bisa kesal karena perlakuan kita terhadap makanan yang telah kita santap dan kita sesali bahkan kita muntahkan lagi. Kekesalan mereka bisa dengan jalan menimbulkan penyakit tertentu didalam tubuh kita. Jadi cobalah mulai sekarang untuk belajar menerima segala hal yang memang seharusnya terjadi. Tua dan gemuk bukanlah hal yang menakutkan jika kita menyikapinya secara bijaksana.
Hidup Teratur
Siklus hidup yang tidak teratur bisa menjadi penyebab kegemukan. Makan tidak teratur, jam tidur yang kacau dan tak ada ruang dan waktu untuk sekedar melakoni hubungan vertical kita terhadap Tuhan YME. Dan yang sering terjadi lagi-lagi adalah stress yang berlebihan. Menyikapi segala sesuatu dari sudut pandang yang sempit adalah penyebab dari ketidak teraturan yang terlanjur merutinitas kehidupan kita. Sering kita dengar nasehat orang tua kita “Bangun pagi banyak rezeki, bangun siang rezekinya sudah dipatok ayam” Dan itu masih berlaku hingga kini. Temuilah Tuhanmu sepagi mungkin dan berpautlah kepadanya sepanjang hari. Jika hal ini anda lakukan lewat doa tentunya, akan menjadi meditasi tersendiri yang mengeluarkan energi negative didalam diri kita, menghadirkan ketenangan dan kepasrahan dalam jiwa yang menyeluruh hingga kita bisa menghadapi pagi dengan nuansa hati yang lebih jernih. Bahkan konon, orang yang sering menghadapkan wajahnya pada Sang Pencipta, akan mendapatkan karunia awet muda. Maka untuk menjadi langsing, awet muda dan bahagia, tak perlu olah raga serta pengobatan dengan biaya mahal. Bangun pagi, berdoa dan jalan pagi beberapa menit sudah mengeluarkan timbunan energi penyebab gemuk dan depressi. Cobalah tidak terlalu susah dan mahal kan ?.
Rasa Bersyukur
“Tuhan berkatilah makanan ini agar menyehatkan bagi tubuh kami dan rohani kami”
Doa sebelum makan dalam umat Katolik itu mungkin bisa menjadi contoh betapa kita harus selalu bersyukur atas karunia rezeki dari Tuhan YME apapun bentuknya. Tujuannya agar kita mendapat kesehatan tak hanya raga tapi juga jiwa. Tuhan tentu akan sangat berbahagia jika hambanya senantiasa mensyukuri segala nikmat karunia yang telah dilimpahkanNya. Dan Dia pasti akan menambakan karunia rezeki bagi setiap hambanya yang selalu mensyukuri pemberiannyaNya dalam bentuk apapun. Jadi jelas sudah, tindakan menyesali makanan yang masuk kedalam tubuh kita apalagi memuntahkannya, adalah perbuatan yang tidak disukai Tuhan. Ia pun tentu akan memberi ganjaran lewat cara yang kadang tak bisa dimengerti oleh orang-orang yang tak pernah mau mengerti akan arti kata bersyukur. Dan kita tentu tidak mau menjadi bagian dari itu kan ? Jadi mulai detik ini marilah kita selalu mensyukuri bahkan untuk setiap hembusan udara yang kita hirup setiap harinya.
Percaya Pada Kekuatan Doa
Ketika kita sudah melakonai semua hal tersebut diatas, dan tubuh belum juga kurus. Hal yang tak boleh kita lupakan adalah berdo’a. Ingat, manusia boleh berusaha tapi Tuhan pula yang menentukan. Berdoalah agar kita senantiasa dianugearhi bentuk tubuh yang ideal dan yakinlah akan dahysatnya kekuatan sebuah doa karena tak ada doa yang tak didengar. Tak usah merasa lucu memanjatkan doa itu, toh Tuhan itu Maha Berkehendak. Saya yakin, ritual doa dalam setiap agama tidak hanya selalu dalam bentuk duduk dan memanjat. Tapi ada cara lain. Dalam agama manapun pasti ada ritual berpuasa, cobalah untuk memakai cara ini. Dalam Islam, bisa dilakukan berpuasa Senin-Kamis untuk mendapatkan pahala sekaligus mengosongkan timbunan lemak dan karbohidrat yang sudah menumpuk selama seminggu, serta mengistirahatkan kerja lambung yang juga baik untuk kesehatan. Dalam Katolik, ada istilah puasa yang hanya memperbolehkan makan kenyang satu kali saja dalam sehari, dengan tujuan untuk meminta sesuatu yang sangat kita inginkan. Di agama Budha ada istilah “Attasila” yaitu berpuasa mulai jam 12 siang sampai jam 6 pagi dan tidak diperbolehkan menyantap makanan padat. Untuk agama lainnya, pasti ada dan kenapa tak mencobanya menurut keyakinan kita masing-masing. Menjadi langsing dan awet muda tapi tak bahagia tentu percuma. Kata terakhir itulah yang paling penting, dan untuk mendapatkannya haruslah kita bangun harmonisasi hubungan yang indah secara horizontal terhadap sesama dan jalinan yang erat secara vertical terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment