Wednesday, September 02, 2015

Movie Review : Inside Out - Let's Help Joy to Find Happiness Inside Us


Pernahkah kita berpikir, apa yang tengah berkecamuk di pikiran seorang anak ketika mereka sedang stress ? Bagaimana cara kerja emosi dan siapa yang paling bertanggung jawab mengembalikan mood seorang anak dari dalam agar kembali ceria ? Selain perlakuan manis dari orang tua, teman dan lingkungannya. Seperti apa pula, proses dan konsep terjadinya mimpi indah dan buruk ketika mereka tertidur ? Ada berapa banyak ruang memori di pikiran mereka, yang suatu saat dan pada keadaan tertentu bisa menjadi penyebab kesedihan, kegembiraan, penyesalan dan segala emosi yang ada.

Film Animasi Inside Out menggambarkan semua hal tersebut secara visual, jelas dan detail.  Menampilkan masing masing sosok emosi dalam bentuk karakter Joy (Gembira), Sadness (Sedih), Anger  (Marah), Fear (Takut) dan Disgust (Jijik).  Cara memperkenalkan masing masing peran emosi tersebut  sangat mudah di cerna untuk segmen pasar yang mereka bidik – Anak anak dan remaja.  Dan untuk orang tua sendiri,  menjadi pengetahuan bermanfaat tentang bagaimana emosi, daya khayal dan mimpi seorang anak yang terkadang begitu rumit untuk di pahami, ternyata memiliki solusi sederhana, misalnya hanya sebuah pelukan hangat.

Di awali dengan kelahiran Riley yang di sambut ceria oleh 5 jenis karater yang mewakili masing masing emosi yaitu Joy, Sadness, Fear, Anger dan Disgust. Joy harus mengambil peran dominan dari semua karakter emosi yang ada. Bola bola emosi terus di jaga agar di antaranya selalu lebih banyak milik Joy dibanding karakter emosi lainnya, tujuannya agar Riley selalu tampil sebagai anak  yang ceria. Namun, tak mudah bagi Joy untuk mengalahkan ego Anger yang selalu menyarankan keputusan emosional, mencegah Disgust agar tak terlalu over protective, mempengaruhi Fear dan Sadness untuk mempergunakan bola bola emosinya pada suasana yang dibutuhkan dengan tepat.

Mudahkah pekerjaan itu bagi Joy ? Ternyata perlu usaha luar biasa mengatur 4 karakter emosi lainnya agar selaras dengan Joy. Pertarungan masing masing emosi pun terjadi, saat Riley dan keluarganya harus pindah dari kampung halaman mereka di Minnesota yang nyaman, menuju kota San Fransisco  dimana pemandangan halaman hockey yang luas, teman yang menyenangkan dan makanan favorite Riley tak lagi ada.

Klimaks pun terjadi ketika semua emosi ingin mengambil peran membahagiakan Riley dengan cara dan karater mereka masing-masing. Ditengah pertarungan memperebutkan bola bola emosi, tiba tiba Joy dan Sadness terlempar jauh keluar headquarter yaitu memori utama Riley, sehingga dipastikan tak ada lagi kebahagiaan dan kesedihan di tubuh Riley. Yang tersisa tentu saja kemarahan, ketakutan dan rasa jijik terhadap lingkungannya yang baru.  Di sinilah, terlihat bagaimana Joy sebagai emosi yang paling bertanggung jawab atas kebahagiaan Riley menemukan ‘titik pemahaman’ bahwa Sadness (kesedihan) tak selalu buruk. Menangis bahkan bisa melegakan perasaan, menangis akan menghadirkan penyesalan dan  pada akhirnya mengundang senyuman.

Kolaborasi dan perjuangan gigih menuju headquarter, terus di lakukan oleh Joy dan Sadness, yang dalam perjalanannya di bantu oleh Bing Bong – seekor gajah lucu , yang berperan sebagai tokoh khayalan Riley yang selalu memotivasinya untuk menuju ke bulan. Mengantar mereka lewati ruang ruang memori antah berantah, imajinasi hingga terlempar dan tersesat di ruang  alam bawah sadar.

Ketika Joy begitu putus asa mencari jalan kembali ke Headquarter memori, emosi Riley seluruhnya di kendalikan oleh Anger, Fear dan Disgust. Anger memerintahkan Riley untuk kabur dan kembali ke Minnesota tanpa sepengetahuan orang tuanya. Fear kewalahan memberi rasa takut pada Riley dan Disgust tak berdaya dengan bayangan tikus jorok di apartementnya yang baru. Mengetahui hal itu, Joy semakin berusaha keras mencari jalan pulang, hingga akhirnya Joy dan Sadness berhasil menemui celah sempit di pulau keluarga dan bantuan kekasih khayalan Riley untuk mencapai headquarter.

Melihat sisi baik dari Sadness untuk keadaan seperti ini. Joy pun memberinya peran untuk mengatasi keadaan emosi Riley yang semakin berantakan karena kemarahan, ketakutan dan rasa jijik. Bola bola memori kesedihan pun di kirim kepada Riley, hingga pada saat yang tepat gadis 11 tahun itu pun merasakan kesedihan yang dalam meninggalkan kedua orang tuanya. Rasa sedih yang menghadirkan penyesalan, rasa sedih yang serta merta bisa mengembalikan segala bentuk memori indah masa kecilnya di Minnesota.

Riley pun berlari pulang.....dan memeluk kedua orang tuanya dengan linangan air mata kesedihan dan penyesalan yang di berikan Sadness.
Joy tersenyum....sementara Anger, Fear, Disgust menahan diri untuk meletakkan bola bola emosi mereka untuk dipergunakan pada keadaan yang tepat.

Film Inside Out memberi kita pemahaman dalam, tentang peran dominan sebuah emosi. Mengapa kita begitu mudah marah, ketakutan dan bersedih ? Karena hanya ada satu emosi kebahagiaan yang meski dominan tapi hanya seorang diri mengatur semua core memori di tubuh kita.

Yuk, bantu Joy agar pekerjaannya lebih mudah dengan selalu merasa bersyukur dan berbahagia !

Dan biarkan Sadness, Anger, Fear dan Disgust mempergunakan bola bola memorinya pada saat yang tepat secara cerdas  :-)

Oya, satu contoh briliant lagi dari film ini. Jika stress, segeralah tidur tanpa memikirkan apapun. Karena semua emosi akan berhenti bekerja. Dan Joy, akan membuat strategi baru agar kita tetap ceria dan bahagia  saat terjaga !



-          Ria Jumriati -