Tuesday, May 16, 2017

Gifted - #MovieReview

Movie Review

Title                : Gifted
Release           : 7 April 2017 (USA)
Reviewed by   : Ria Jumriati



Satu kata pembuka untuk film "Gifted"- Keren !. Hampir tidak ada cela baik jalan cerita dan para pemeran di film ini. Misinya sangat jelas, menyadarkan orang tua tentang bagaimana meletakkan dunia anak pada tempatnya. Mengikis ego sebagai manusia dewasa dan tidak membiarkan anak tumbuh melampui usia dan emosinya. Hingga tak ada lagi kalimat "Anak anak yang terjebak di tubuh orang dewasa".atau sebaliknya.  
Mary - gadis berusia tujuh tahun dengan kemampuan matematika luar biasa, diturunkan secara genetik dari Diana - Ibu kandungnya yang meninggal bunuh diri karena stress akibat perlakuan Ibunya yang terlalu protective dan memaksa kemampuan matematikanya untuk menyelesaikan obsesi masa mudanya sebagai ahli matematika yang tak pernah terwujud.  Diana tumbuh sebagai remaja penuh tekanan, dilarang berpacaran dan orang yang di cintainya malah di tuduh penculik oleh Ibunya ketika mereka berdua tengah berlibur bersama, Diana yang frustasi akhirnya  hamil di luar nikah dengan lelaki yang sama sekali tidak terlalu di kenalnya, dan menghasilkan Mary - gadis kecil jenius yang tidak di  harapkan tumbuh seperti dirinya. Sebelum kematiannya yang tragis, Diana menitipkan Mary pada Frank - Adiknya, yang juga lebih memilih menjadi montir perahu boat di banding menjadi assistant professor seperti keinginan Ibunya. Di tangan Frank, Mary di ajarkan tumbuh menjadi selayaknya anak - anak. 
Tiba saat Mary harus memasuki dunia sekolah - Frank nekat mendaftarkannya di sekolah umum, meski sudah ditentang Roberta - Tetangga Frank yang mengasuh Mary setiap hari libur. Roberta khawatir, bakat luar biasa yang di miliki Mary akan menjadi boomerang bagi kehidupan Frank dan Mary.  Benar saja, seminggu memasuki sekolah umum, Mary mulai memperlihatkan "bakat" luar biasanya. Hingga akhirnya tercium oleh sang Nenek, yang langsung menyewa pengacara untuk mendapatkan Mary demi meneruskan obsesinya sebagai ahli matematika.  Tak ada yang menjadi pemenang dalam merebut hak asuh Mary. Hakim memutuskan untuk memberikan Mary pada orang tua asuh yang di nilai normal untuk membesarkan Mary. Namun, kelicikan Ibu Frank justru tetap memaksa Mary untuk menjadi ahli matematika serta memasung kekebasannya dengan menempatkan Mary pada sekelompok ahli matematika untuk memecahkan sejumlah algoritma rumit di sebuah faviliun rumah orang tua asuh Mary. 


Freed Kucing kesayangan Mary pun di buang Neneknya - Satu satunya mahluk hidup yang membuat Mary bisa tersenyum setelah berpisah dari pamannya - Frank yang mengetahui hal ini dari guru Mary segera menjemput Mary dan menyadarkan Ibunya tentang obsesinya yang telah memakan korban anaknya sendiri. Moment super menyentuh saat Frank meminta Mary untuk pulang dan menyadari kesalahannya telah menitipkan dirinya pada orang tua asuh meski itu adalah perintah pengadilan. Gesture keduanya begitu natural dan berkesan. Memintal emosi penonton pada satu bentuk ikatan yang sulit di lupakan. Setidaknya begitulah kesan yang saya dapat. 

 "School is gonna be fun, you're gonna meet friends you can borrow money from the rest of your life"
 "My sister wanted Mary to be a kid. She wanted friends and to be happy" #GiftedMovie


"Mary : Is there a God?
"Frank : Yeah..I don't know.
 "Mary : Roberta believe in God, How about Jesus ?"
"Frank : Well, I love that Guy"  
 πŸ˜ŠπŸ˜ŠπŸ˜ŠπŸ˜ŠπŸ˜ŠπŸ˜ŠπŸ˜ŠπŸ˜ŠπŸ˜ŠπŸ˜ŠπŸ˜ŠπŸ˜ŠπŸ˜ŠπŸ˜ŠπŸ˜ŠπŸ˜ŠπŸ˜ŠπŸ˜Š