Tuesday, December 15, 2015

Berpikir Sebelum Bertanya


Sudah alami jika setiap orang lebih mendahulukan haknya. Hak untuk bertanya hal hal simple, bahkan cenderung menyelidiki hingga terbuncah pertanyaan yang tak pernah kita pikirkan kepantasan nya. 

"Kenapa belum kawin ? Tunggu apa lagi ?"
"Kapan punya momongan? Nanti keburu tua loch "
"Belum dapat kerjaan juga ?"
Pertanyaan-pertanyaan 'kepo' yang menurut saya sudah melintasi privasi setiap orang, perlu sangat hati - hati untuk dilontarkan. Saya pun, sering kali berhadapan dengan species kepo dengan pertanyaan - pertanyaan konyolnya.

"Nggak pengen anak perempuan ?" Nanti siapa yang mengurus kalo udah tua "
 "Kok nggak kurus kurus, padahal nggak punya pembantu" 
Orang dengan pertanyaan itu, sepertinya sudah bisa memastikan masa depan dan hari tua saya akan seperti apa tanpa anak perempuan dan melihat dari kaca mata sempit, bahwa pekerjaan rumah tangga merupakan beban berat sehingga bisa bikin orang kurus kering.
Mengerikan dan menyedihkan sekali berhadapan dengan mahluk seperti ini. Mereka sudah memposisikan diri sebagai orang yang paling tahu atas takdir dan misteri yang di tulis sendiri oleh Tuhan untuk setiap hambanya.  
Kita tidak pernah tahu, seberapa besar usaha setiap pasangan yang belum di karunia momongan. Seberapa stressnya mereka memohon dan berusaha untuk mendapatkan anak. Anak adalah rezeki, sama hal nya jodoh. Jika Tuhan belum berkehendak, sebesar apapun manusia berusaha, yang bisa dilakukan adalah menunggu......
Tua dan bertambah umur, bukan jaminan menjadi dewasa dan bijaksana. Orang - orang dengan pertanyaan konyol tersebut, bisa jadi hanya seorang anak kecil yang terjebak di tubuh orang tua yang tak pernah mau belajar untuk dewasa. Kecenderungan untuk menutup rapat masalah dan hanya menampilkan yang baik baik saja, adalah ciri menjadi dewasa dan bijaksana. Menyimpan rapat derita dan air mata dan hanya membaginya pada orang yang sangat bisa di percaya adalah hak setiap orang. Jadi, jangan langgar hak tersebut dengan pertanyaan - pertanyaan mengenai takdir Tuhan. Karena sang pemilik takdir pun pasti jengkel  mendengarnya. 
Banyak orang percaya, bahwa perkataan entah itu terbalut gosip atau pertanyaan konyol sering di artikan sebagai doa...ya di amini saja jika itu baik untuk kita.

Tapi cara mencintai yang paling indah dan rahasia adalah mendoakan dengan diam diam...




Tuesday, October 20, 2015

Everyone You Meet, Has Something Valuable to Teach You



“Everyone you meet, has something valuable to teach you”


Belakangan ini banyak hikmah dari kalimat tersebut.  Setiap hari kita selalu di hadapkan pada banyak dinamika kehidupan. Terus di tantang untuk memilih yang terbaik menurut kodrat jangka panjang dan keadaan sekarang. Terkadang, ada saat dimana emosi tak selalu selaras dengan energi positif. Lalu datang orang yang kodratnya berdekatan dengan setan dan di utus untuk selalu menjadi perusak harmonisasi kebaikan di tubuh kita.


Memiliki tetangga berprilaku buruk dan terus menantang energi negative kita, adalah tantangan dan pilihan tersendiri untuk di hadapi. Tak perlu menanggapi dengan emosi, cukup tahu diri jika mereka memang di takdirkan dalam lingkaran keangkara murkaan untuk menebar keburukan di suatu tempat.

Pentingnya untuk selalu ber ‘hijrah’ setiap hari. Tidak terkukung pada satu tempat, entah itu untuk sesaat atau berpindah pada lahan lain penuh harapan baru. Intinya adalah selalu “Ikhlas”.

                “Ikhlas adalah Sunnah prinsip yang harus di pelajari untuk di jalankan, atau hijrah....”

Kutipan dari seseorang yg tetap menjadi perpanjangan tangan Tuhan untuk banyak hal baik di hidup saya. Menyiram keteduhan dalam kebimbangan saat ini, tertegun dan meresap damai kedalam benak saya.


Dalam keadaan apapun, Tuhan selalu mempercayai kita untuk memperjuangkan apapun yang ingin kita capai. Tapi selalu menyediakan banyak pintu kesempatan, jika perjuangan di suatu tempat tak lagi sepadan dengan batas keikhlasan yang kita miliki. Maka, hijrah adalah pilihan untuk mendapatkan yang terbaik.

Alhamdulillah...untuk pelajaran hari ini :-)







Wednesday, September 02, 2015

Movie Review : Inside Out - Let's Help Joy to Find Happiness Inside Us


Pernahkah kita berpikir, apa yang tengah berkecamuk di pikiran seorang anak ketika mereka sedang stress ? Bagaimana cara kerja emosi dan siapa yang paling bertanggung jawab mengembalikan mood seorang anak dari dalam agar kembali ceria ? Selain perlakuan manis dari orang tua, teman dan lingkungannya. Seperti apa pula, proses dan konsep terjadinya mimpi indah dan buruk ketika mereka tertidur ? Ada berapa banyak ruang memori di pikiran mereka, yang suatu saat dan pada keadaan tertentu bisa menjadi penyebab kesedihan, kegembiraan, penyesalan dan segala emosi yang ada.

Film Animasi Inside Out menggambarkan semua hal tersebut secara visual, jelas dan detail.  Menampilkan masing masing sosok emosi dalam bentuk karakter Joy (Gembira), Sadness (Sedih), Anger  (Marah), Fear (Takut) dan Disgust (Jijik).  Cara memperkenalkan masing masing peran emosi tersebut  sangat mudah di cerna untuk segmen pasar yang mereka bidik – Anak anak dan remaja.  Dan untuk orang tua sendiri,  menjadi pengetahuan bermanfaat tentang bagaimana emosi, daya khayal dan mimpi seorang anak yang terkadang begitu rumit untuk di pahami, ternyata memiliki solusi sederhana, misalnya hanya sebuah pelukan hangat.

Di awali dengan kelahiran Riley yang di sambut ceria oleh 5 jenis karater yang mewakili masing masing emosi yaitu Joy, Sadness, Fear, Anger dan Disgust. Joy harus mengambil peran dominan dari semua karakter emosi yang ada. Bola bola emosi terus di jaga agar di antaranya selalu lebih banyak milik Joy dibanding karakter emosi lainnya, tujuannya agar Riley selalu tampil sebagai anak  yang ceria. Namun, tak mudah bagi Joy untuk mengalahkan ego Anger yang selalu menyarankan keputusan emosional, mencegah Disgust agar tak terlalu over protective, mempengaruhi Fear dan Sadness untuk mempergunakan bola bola emosinya pada suasana yang dibutuhkan dengan tepat.

Mudahkah pekerjaan itu bagi Joy ? Ternyata perlu usaha luar biasa mengatur 4 karakter emosi lainnya agar selaras dengan Joy. Pertarungan masing masing emosi pun terjadi, saat Riley dan keluarganya harus pindah dari kampung halaman mereka di Minnesota yang nyaman, menuju kota San Fransisco  dimana pemandangan halaman hockey yang luas, teman yang menyenangkan dan makanan favorite Riley tak lagi ada.

Klimaks pun terjadi ketika semua emosi ingin mengambil peran membahagiakan Riley dengan cara dan karater mereka masing-masing. Ditengah pertarungan memperebutkan bola bola emosi, tiba tiba Joy dan Sadness terlempar jauh keluar headquarter yaitu memori utama Riley, sehingga dipastikan tak ada lagi kebahagiaan dan kesedihan di tubuh Riley. Yang tersisa tentu saja kemarahan, ketakutan dan rasa jijik terhadap lingkungannya yang baru.  Di sinilah, terlihat bagaimana Joy sebagai emosi yang paling bertanggung jawab atas kebahagiaan Riley menemukan ‘titik pemahaman’ bahwa Sadness (kesedihan) tak selalu buruk. Menangis bahkan bisa melegakan perasaan, menangis akan menghadirkan penyesalan dan  pada akhirnya mengundang senyuman.

Kolaborasi dan perjuangan gigih menuju headquarter, terus di lakukan oleh Joy dan Sadness, yang dalam perjalanannya di bantu oleh Bing Bong – seekor gajah lucu , yang berperan sebagai tokoh khayalan Riley yang selalu memotivasinya untuk menuju ke bulan. Mengantar mereka lewati ruang ruang memori antah berantah, imajinasi hingga terlempar dan tersesat di ruang  alam bawah sadar.

Ketika Joy begitu putus asa mencari jalan kembali ke Headquarter memori, emosi Riley seluruhnya di kendalikan oleh Anger, Fear dan Disgust. Anger memerintahkan Riley untuk kabur dan kembali ke Minnesota tanpa sepengetahuan orang tuanya. Fear kewalahan memberi rasa takut pada Riley dan Disgust tak berdaya dengan bayangan tikus jorok di apartementnya yang baru. Mengetahui hal itu, Joy semakin berusaha keras mencari jalan pulang, hingga akhirnya Joy dan Sadness berhasil menemui celah sempit di pulau keluarga dan bantuan kekasih khayalan Riley untuk mencapai headquarter.

Melihat sisi baik dari Sadness untuk keadaan seperti ini. Joy pun memberinya peran untuk mengatasi keadaan emosi Riley yang semakin berantakan karena kemarahan, ketakutan dan rasa jijik. Bola bola memori kesedihan pun di kirim kepada Riley, hingga pada saat yang tepat gadis 11 tahun itu pun merasakan kesedihan yang dalam meninggalkan kedua orang tuanya. Rasa sedih yang menghadirkan penyesalan, rasa sedih yang serta merta bisa mengembalikan segala bentuk memori indah masa kecilnya di Minnesota.

Riley pun berlari pulang.....dan memeluk kedua orang tuanya dengan linangan air mata kesedihan dan penyesalan yang di berikan Sadness.
Joy tersenyum....sementara Anger, Fear, Disgust menahan diri untuk meletakkan bola bola emosi mereka untuk dipergunakan pada keadaan yang tepat.

Film Inside Out memberi kita pemahaman dalam, tentang peran dominan sebuah emosi. Mengapa kita begitu mudah marah, ketakutan dan bersedih ? Karena hanya ada satu emosi kebahagiaan yang meski dominan tapi hanya seorang diri mengatur semua core memori di tubuh kita.

Yuk, bantu Joy agar pekerjaannya lebih mudah dengan selalu merasa bersyukur dan berbahagia !

Dan biarkan Sadness, Anger, Fear dan Disgust mempergunakan bola bola memorinya pada saat yang tepat secara cerdas  :-)

Oya, satu contoh briliant lagi dari film ini. Jika stress, segeralah tidur tanpa memikirkan apapun. Karena semua emosi akan berhenti bekerja. Dan Joy, akan membuat strategi baru agar kita tetap ceria dan bahagia  saat terjaga !



-          Ria Jumriati -




Thursday, August 27, 2015

Cerita Tentang Asa


Setiap hari selalu ada cerita...
Entah itu penting atau sekedar kata menguap entah kemana..
Hari ini, esok, mungkin entah kapan
Ada cerita yang berbeda..
Bisa jadi cerita sedih atau bahagia
Hidup, begitulah adanya....

Seperti kehabisan kata..
Melihat paparan cerita setiap harinya..
Berjalan lambat..bahkan seperti diam ditempat
Ingin berlari cepat...tapi belum punya tujuan tepat
Takut tersesat, karena zona lama masih menjerat

Ya Allah...
Beri kekuatan dan keberanian menuju arah yang benar
Seperti apa yang tersirat pada Istigarahku,,

Ya Allah...
Beri hidayah dan barokah pada langkah selanjutnya..
Seperti niat baikku pada doa Tahajjudku.

Ya Allah..
Apa yang tersurat di takdirku...
Semoga selalu karma baik menyertaku...

Amin













Thursday, August 20, 2015

Rumah Hati




Ketika semua orang menyebut kita dua....
Biarlah nama kita menjadi satu....
Identitas hati kita bertaut tanpa kenal arus waktu....


Saat semua orang memanggil nama....
Kita punya panggilan hati tanpa perlu isyarat tingkat tinggi...
Karena rumah hati kita bersemayam di atap yang sama....


Saat semua orang mengatakan kita tak sama...
Ternyata kita kaya...
Karena rumah hati kita penuh cinta sesama...

Karena, begitulah persahabatan kita....
Satu dalam tempat yang kita sebut “Rumah Hati”








Friday, July 24, 2015

Ayo Bangkit dan Liar Seperti Dulu...







Entah karena usia atau pengaruh hormon, mendadak imajinasi yang dulu liar dan jumpalitan merambah ide dan mengguratkan banyak tulisan, kini kalem dan jinak, seolah kehilangan sayap liarnya, yang sering membuat saya menjadi seseorang yg jauh berbeda saat menulis sebuah cerita....

Saya rindu terbang ke alam antah berantah imajinasi...Rindu menggurat banyak kisah tentang kehidupan dengan segala golak dan buncah dalam banyak warna dan kisah. Meski tidak sepenuhnya hilang, jemari ini sering menuntut untuk menari - nari lincah seperti dulu di atas keyboard laptop di temani kesunyian malam dan suara suara misteri yang malah terkadang memberi warna dan ide liar dan aneh tapi mengasyikkan.
Ayo, jangan diam  !
Bergerak lincah, liar, nakal dan tak terkendali seperti dulu
Lupakan usia dan hormon yang membungkusmu 
Masih saya yang dulu dengan segala ambisi dan keinginan untuk terbang ke langit ketujuh....Bawa saya menembus semua itu 




pic :  http://bitly.com/1Dd9B9T





Thursday, May 07, 2015

Review Novel LABIRIN UNGU






Penulis          : Ria Jumriati
Publisher         : BitRead - Digital Book
Pages            : 563
Year              :  Juli 2014
Genre            : Sci-Fi Romance 

LABIRIN UNGU adalah novel ke-6 saya yang berhasil terbit di sela sela kesibukan bekerja dan mengurus keluarga. Tapi saya cinta menulis maka selalu ada ruang dan waktu untuk memanjakan imajinasi hingga terlahir novel Labirin Ungu, yang merupakan novel paling tebal dari semua novel dan buku yang pernah saya tulis. Terinspirasi dari  film-film Sci-Fi Romance besutan Hollywood. Saya pun mencoba membuat kisah dalam novel Labirin Ungu dengan rasa sangat Indonesia !. Saya pastikan alur cerita terbalut sangat indah meski harus menautkan dan menjalin benang merah antara 3 alam dengan jenis manusia yang memiliki keunikan, kekuatan, ego dan karma tersendiri. Klimaks terjadi ketika karma harus berbenturan sekali lagi dengan kekuatan alami yang sangat laku untuk di jual dalam genre cerita apapun. Yup benar, Kekuatan Cinta ! sangat menjadi titik penting dalam novel ini.

Mari saya ajak Anda untuk sejenak melalang buana ke alam Khayangan Prasadha Dhupa, lalu kembali ke bumi tempat kita berpijak dan siap siap melambung ke dunia menyeramkan para Raja Raja Parakang pemakan isi perut manusia !......Penasaran ?....Mari kita lanjutkan :-)




Mempercayai bahwa ada dimensi ruang dan waktu di sekitar kehidupan jagad raya ini, memang membutuhkan pengalaman supranatural yang tak sekedar dongeng belaka. Meminta keyakinan tingkat tinggi, terlebih mendera takdir dan kehidupan pribadi pelaku. Kenyataan itu lah yang merambah hidup Kemuning. Ia di pertemukan takdir oleh Danedra – Lelaki nyaris sempurna yang membawa dan memberinya kehidupan berbeda mutlak dengan pemahaman logika dan kasat mata.  Danedra memiliki darah biru keturunan Kerajaan Majapahit. Leluhurnya meyakini pemahaman tersendiri tentang kehidupan dan kematian yang sangat berbeda dengan pengertian bumi. Pemahaman dan keyakinan yang harus mematahkan logika tingkat tinggi tentang sebuah alam bernama “Prasadha Bhupa”. Danendra jatuh cinta lalu menikahi Kemuning, bukan karena kebetulan. Ada peran karma dan takdir yang melingkupi pertemuan mereka. Hingga terlahir Kayla dengan segala kelebihan serta keunikannya sebagai manusia hybrid perpaduan bumi dan Prasadha Bhupa.

Namun kebahagiaanya bersama Danendra tak berlangsung lama. Kematian Danendra menurut pengertian awam manusia, di artikan sebagai perpindahan energinya dari bumi menuju “Prasadha Bhupa” – yang di percaya oleh leluhurnya sebagai tempat singgah para roh para leluhur keturunan Raja Majapahit, termasuk dirinya. Disamping itu ada “Perbatasan Khayangan” dimana berdiam energi Ratu dan Raja tertinggi para leluhur Kerajaan. Kemuning yang memiliki takdir kelam tersendiri, berusaha untuk berpikir logis, meski setiap hari ia harus di hadapkan pada kenyataan – kenyataan supranatural yang di perlihatkan Kayla. Hingga akhirnya, Kayla tak sekedar memperkenalkannya pada  “Alam Prasadha Bhupa”, namun membaur dan menjadi bagian dari segala keindahan sekaligus kerumitan  “Labirin Ungu” yang memiliki banyak celah dan poros misterius, serta menyimpan berjuta misteri yang kelak terpecahkan sesuai  karma yang di titiskan untuk Kayla dan pasangan hidupnya kelak.

Pergelutan memahami keberadaan Prasadha Bhupa dan Labirin Ungu, pada akhirnya menempatkan logikanya pada satu keyakinan yang disebut iman. Demi menyelaraskan banyak hal di luar nalarnya yang hampir setiap hari di perlihatkan Kayla. Hingga tiba saatnya, ia pun terpilih untuk  menerima anugerah energi “Jyotih” dari para roh leluhur kerajaan. Tubuh manusia Kemuning pun, mengalami transformasi luar biasa, ia merasakan ada kekuatan luar biasa di tubuhnya, tapi tetap membutuhkan ke seimbangan emosinya sebagai manusia bumi.Disini lah ia terus di tantang untuk memiliki adaptasi yang terkadang tak di miliki tubuh manusianya.

Prasadha Bhupa adalah tempat terindah yang di yakini leluhur Danendra sebagai tempat yang harus di jaga keberadaannya. Menurut ramalan para leluhurnya, akan ada Bhutaganan Loha – yang akan bangkit setiap kurun waktu 700 tahun, ia adalah raksasa besar, kuat dan bengis yang ingin menghancurkan Prasadha Bhupa dan berambisi menguasai Perbatasan Khayangan. Untunglah terlahir Danendra – Dia adalah  putra kandung dari salah satu keturunan Raja Hayam Wuruk entah di silsilah ke berapa.  Meski dari ibu selir, ia mewarisi banyak kelebihan para leluhurnya. Namanya tak pernah di ceritakan dalam sejarah. Ibunya wafat, ketika melahirkan Donahue. Tapi hampir seluruh hidupnya di jalani di Prasadha Bhupa. Hingga sosoknya lebih banyak terbalut energi dibanding jasad kasar manusia pada umumnya. Meski berwajah tampan dan penuh kharisma, Donahue memiliki ego tinggi dan emosi yang labil. Konon, ia adalah pasangan yang tepat bagi energi Kayla, untuk  menghancurkan kekuatan Bhutaganan Loha. Tapi, energinya butuh satu tubuh manusia untuk reinkarnasinya. Dan tubuh itu, harus lah sebuah jiwa dan hati yang menjadi jodoh dan belahan jiwa Kayla selamanya. Takdir bumi pun  memilih Aldo – satu satunya pria yang dimana  Kayla tak bisa membaca pikirannya. Tapi ternyata, Aldo pun mengemban karma pendahulunya. Ia adalah keturunan tertinggi dari Kerajaan Parakang. 

Pergelutan memahami jati diri dan karma yang melingkupi Aldo dan Kayla, membawa Kemuning untuk membuka kembali takdir kelamnya terdahulu. Sekeras apapun ia  berusaha menghindar. Kenyataannya, hanya memutar waktu sesaat, tapi kembali pada jalan yang di terus di intai karmanya – Ayah Kemuning adalah seorang Parakang yang tak sempat menurunkan karma terkutuk tersebut padanya, karena sebelum proses pemindahan karma menyentuhnya, Ibunya telah membunuh Ayahnya. Tapi kini, Kayla di pertemukan dengan Aldo yang mengemban Karma Parakang.  

Berbagai intrik serta pergelutan emosi terus terjadi,  saat keduanya akhirnya di pertemukan oleh takdir bumi. Diantara ego dan emosi Donahue yang kerap mengganggu kestabilan hubungan mereka. Kemuning menginginkan Kayla tumbuh sebagai gadis normal, lalu mengajari dan menyadarkannya untuk menggunakan banyak rasa yang ada di tubuhnya. Kayla pun menikmati, terlebih ketika pertama kali melihat sosok Aldo. Untuk pertama kalinya, ia merasakan debar nikmat sebagai manusia yang tak pernah di rasakan sebelumnya. Ia pun terbuai dan lebih menikmat keberadaan manusianya di banding energinya. Donahue pun marah, dan mencari cara agar Kayla membenci Aldo. Emosi Donahue dan ego nya yang tinggi, membuatnya memaksa Aldo untuk membunuh salah satu sahabat terbaik Kayla. Perpecahan yang terjadi di antara mereka, hampir membakar hangus tubuh Aldo. Namun, semua terlewati berkat kekuatan cinta yang mereka miliki.
Takdir dan nasib Aldo yang sejak kecil sudah di kendali kan Donahue, lama kelamaan merasa muak. Ia pun berusaha lepas dan mempelajari energi Donahue. Hingga sampai pada satu persyaratan yang di tetapkan Kerajaan Parakang. Seluruh keluarga dan sahabat terbaik Kayla akan terhindar dari nafsu Parakang Aldo, jika Kayla mau menikahinya. Kayla pun bersedia dan di bawa Aldo untuk menjalankan satu ritual pernikahan di Kerajaan Parakang, untuk mendapat restu dari Raja Patotoe dan Ratu Palinge – Penguasa Kerajaan Parakang. Kayla pun menerima gelang pernikahan, sebagai pertanda ia telah menjadi bagian utama Kerajaan Parakang. Meski ritual bulan madu harus juga di laksanakan saat mereka memasuki kamar pengantin “Rakkeyang”, tapi Aldo telah berjanji untuk  menjaga kemurnian Kayla bagi pertarungan besar di Prasadha Bhupa.  Namun sayangnya, gelang pernikahan yang di kenakan Kayla membuatnya semakin lemah. Selama Aldo belum “menyentuh” Kayla istrinya, maka gelang tersebut perlahan berubah menjadi ular yang akan meracuni tubuhnya. Akhirnya, Donahue pun tak bisa mempergunakan tubuh manusia Kayla untuk pertarungan melawan raksasa – raksasa peliharaan Donahue. Ia pun menculik tubuh Nykita – sepupu Kayla yang merupaka anak dari adik ayahnya – Netraja. 

Saat pertarungan berakhir, Donahue tetap menginginkan tubuh Kayla menetap di Prasadha Bhupa. Tentu saja Aldo tak membiarkan hal itu, Kayla akan mati karena gelang tersebut semakin meracuni tubuhnya. Akhirnya, Aldo pun mengancam Donahue akan menusuk sendiri tubuhnya dengan senjata Kawali, hingga tak bisa di pergunakan Donahue kelak melawan maha raksasa Bhutaganan Loha. Donahue pun mengalah lalu melepas Kayla.

Aldo dan Kayla akhirnya kembali ke Kerajaan Parakang dan memasuki Rakkeyang untuk melaksankan ritual bulan madu mereka. Meski masih dibayangi sumpah Donahue yang akan mengambil anak mereka sebagai persembahan untuk Bhutaganan Loha. Aldo tidak peduli, Ia yakin akan ada kekuatan lain yang akan menyelamatkan keturunannya kelak.

Biar lebih melambung, berikut saya berikan sedikit penggalan Bab "Meretas Karma" yang paling saya suka:-)


"Aku dan Aldo berjalan santai menelusuri hutan jati yang lebat dan rapat. Aldo menggenggam jemariku. Aliran hangat itu kian menyatu di sanubariku. Aku tak mau kehilangannya. Tiba tiba ia telah menjadi struktur paling vital di segenap anatomi tubuhku. Dengan bahagia aku bergelayut manja di tubuhnya. Ada koneksi yang serta merta tersambung saat tubuh kami terus berdekatan  dalam kondisi hati yang semakin stabil. Aldo ternyata bisa berlari secepat angin. Aku pun tak mau kalah, dan segera terbang meninggalkannya hingga ke pucuk pohon jati tertinggi. Kami berlomba lari dengan cara tak biasa. Kadang aku bergelayut di ranting ranting besar pepohonan tua, sementara Aldo mengimbangi dengan memanjat cepat dan langsung meraih tubuhku dalam dekapannya. Kecepatannya hampir setara dengan Parusa, yang semasa kecilku sering melambung lambungkan tubuhku hingga mencapai ketinggian awan. Aku tergelak senang, rasa nya belum pernah seumur hidupku, aku merasakan kebahagiaan seperti ini. Apalagi saat aku dan dia duduk bersama di atas dahan pohon tertinggi. Ia menyanggah tubuhku, mempermainkan jemariku dan menciumi rambutku lembut. Duniaku seakan berhenti berputar. Aku lupa segalanya. Aku tak butuh cerita jati dirinya, bahkan karmaku sebagai penerus Prasadha Bhupa."
 
Dan Bab penutup yang menurut review dari beberapa pembaca seperti mengambang :-)



Aku tersenyum lega. Belum pernah kurasakan hati ku selapang ini. Dari kejauhan, energi Donahue menghampiriku. Aku menunggunya, untuk membuka gerbang Prasadha Bhupa untuk kami lalui. Mam menggenggam jemari Nykita, sementara Eyang Putri masih terlihat enggan untuk meninggalkan Prasadha Bhupa. Ia terus menikmati energi suaminya dan alam sekitar yang begitu di idam kan selama ini . Tapi Poros Prasadha Bhupa perlahan terbuka. Energi Mam dan Nykita segera melaluinya, di susul Eyang Putri yang kini di sertai Tuwuk. Sementara aku merasakan energi Donahue menahan kepergianku. Emosiku kembali tersulut. Apa maunya mahluk aneh ini ??

            “Aku harap kau belum melupakan janjimu” Ujarku mengingatkan.

            “Tentu saja....”

            “Lalu apa maksudmu menutup pintu Prasadha Bhupa untukku dan Kayla ?”

            “Aku memiliki Poros pintas untukmu menuju Rakkeyang. Tubuh Kayla akan semakin melemah dan mungkin detaknya akan berhenti saat menyentuh bumi, jika kau paksakan melewati Poros Prasadha Bhupa”

Aku terhenyak kaget. Kuperhatikan gelang di lengan Kayla, kini telah membentuk ekor dan badan ular. Aku mendadak gelisah dan semakin mempererat pelukanku.

            “Ikut aku....” Pinta Donahue. Ia pun segera melesat terbang menuju celah rumit yang tersebar di antara hamparan Labirin ungu. Lalu berhenti pada satu celah yang tertutup rimbun dedaunan dan bunga Udumbara.

            “Masuklah...”. Ujarnya tetap tanpa ekspresi. Aku menatapnya ragu. Celah itu perlahan membentuk satu terowongan yang di penuhi kabut tebal. Baru saja aku mau mengucapkan terima kasih ketika energinya telah menghilang. Dasar mahluk aneh ! Meski masih di liputi keraguan, Akupun melangkah masuk menerobos kabut tebal dan berjalan tanpa pemandangan apapun kecuali kabut. Sementara tubuh Kayla semakin melemah dalam gendonganku. Aku terus berjalan sampai kurasakan kaki ku terjejak pada satu tanah dengan aroma yang sangat kukenali. Kerajaan Parakang !! Aku terpekik bahagia. Gerbang emas itu langsung terbuka untukku. Beberapa penari pun serta merta menyambut kedatanganku. Di ujung singgasananya Raja Patotoe dan Ratu Palinge berdiri gagah dan anggun menanti kehadiranku. Sungguh perjalanan supranatural yang melumpuhkan logika. Aku kembali berpikir tentang teori “Wormhole” – Sebuah jalan pintas ruang dan waktu  yang memungkinkan hubungan geometris antara satu titik  dengan titik ruang – waktu yang lain. Dan hubungan tersebut bisa berperilaku sebagai ‘jalan pintas’ – Kini semua itu bukan lagi sekedar teori, aku baru saja melewatinya !. Ternyata benar,  jagat semesta ini memiliki jutaan partikel yang saling berhubungan dan memiliki celah dimana ada banyak kehidupan supranatural, dengan mahluk energi tinggi yang berpadu dengan masa dan gravitasi berefek negative. Apapun  teori tentang jagad raya ini. Peristiwa  yang baru saja kualami bukanlah sekedar uji coba dari banyak buku Fisika Quantum, Cosmologi atau Sains yang sering kubaca. Aku baru saja melewatinya dan itu nyata terjadi !. Aku menghela nafas panjang. Kayla perlahan sadar namun masih terlalu lemah untuk berjalan. Ratu Palinge segera mengantarku menuju Rakkeyang – Kamar pengantin yang telah di sediakan untuk kami. Tiba tiba dadaku bergemuruh hebat. Seketika pintu Rakkeyang terbuka lebar, lalu aroma semerbak bunga dan pemandangan hamparan sutra emas di atas pembaringannya. Pintu perlahan tertutup. Irama musik dan tarian tak lagi terdengar. Hanya keheningan. Ku rebahkan tubuh Kayla di atas pembaringan, ia tersenyum. Wajahnya mendadak segar merona. Jika ini adalah surga, aku tak perlu di paksa untuk mempercayainya. Semua yang di pancarkan Kayla adalah kebahagiaan dan kesempurnaan surgawi. Kutatap wajah bidadarinya, lalu menikmati kelembutan bibirnya. Selanjutnya, semua terjadi secara alamiah. Ada kenikmatan yang terlalu indah untuk di jelaskan lewat kata. Energi besar yang terpadu dengan cinta dan birahi yang membuncah dari dua sisi yang ada di tubuhku dan Kayla. Meletup sempurna, tanpa ada yang perlu di tahan apalagi di takutkan. Sebuah kebahagiaan dan kesempurnaan, yang belum pernah ku alamai selama karma kelam ini ada di tubuhku.  Keyakinan kian merambah hatiku. Pelangi dan mentari tercipta untuk menghalau badai. Seperti apapun aku dan Kayla tercipta. Dalam gulungan takdir dan karma penuh gejolak dan persimpangan rumit. Kebahagiaan itu pun mutlak tercipta untukku dan Kayla.............

           

            Dalam deru pacu meretas serangkai perjalanan karma....

            Titian dan setapak senantiasa berubah tanpa pesan dan isyarat kata

            Tetap melangkah dalam genggam cinta  mulia

            Melayang dan terjerembab lalu bangkit tanpa jera

            Sang Pengatur, selalu punya rencana indah.....

            Takdir dan karma akan mengalir dan bermuara pada akhirnya......



Segera kumpulkan serpihan kepingan kepingan cerita ini menjadi jalinan kisah yang begitu meremas hati. Cara nya gampang cukup download aplikasi BITREAD di PlayStore, AppleStore dan Windowstore di smartphone dan tablet Anda. Search Novel "Labirin Ungu". Murah kok...cuma Rp. 25.000,- Saja :-)

Happy Reading !
Salam
Ria Jumriati