Tuesday, October 19, 2010

Tips Menulis Cerita Fiksi

TIPS MENULIS CERITA FIKSI ALA RIA JUMRIATI

Sudah 4 buah buku bergenre novel dan 1 buku bertema psikologi popular sejenis “chicken soup” yang telah saya terbitkan. Ditambah beberapa cerpen dan artikel yang telah banyak dimuat di beberapa majalah dan tabloid Ibukota. Dari semua karya tulis itu, Alhamdulliah saya cukup mendapat sambutan  yang positif dari para pembaca. Beberapa telah menjadi penggemar buku buku dan tulisan saya termasuk dijadikannya cerpen saya “Aku Rindu Biyung” sebagai salah satu  bahasan pokok untuk materi pelajaran bahasa Indonesia tingkat Sekolah Menengah Pertama dalam bentuk Buku Elektronik Sekolah, serta Novel Dunia Kristal yang  dijadikan tema skirpsi untuk meraih gelar sarjana pendidikan oleh salah satu mahasiswa di Medan. Dan semua itu adalah hal yang tak pernah berhenti saya syukuri.

Ada beberapa yang bertanya, disekolah mana atau kursus tulis apa yang pernah saya pelajari untuk bisa menulis  seperti sekarang ini. Saya hanya tersenyum, tidak satupun. Tapi saya sangat meyakini rumusan yang meng ungkapan bahwa bakat yang kita miliki hanya 20% kontribusinya pada keberhasilan seseorang, selebihnya atau 80% nya adalah kerja keras. Dan itu lah yang saya lakukan, kerja keras ! Saat memandang rak buku yang berisi semua buku buku saya yang telah terbit, serta kliping tabloid dan majalah yang telah memuat tulisan dan profil saya, semua itu tak akan datang serta merta dan mudah. Ada proses keringat dan air mata yang menjadi pemanis dan nikmatnya mengikuti alur usaha dan perjuangan  menuju satu obsesi pasti.

Dan untuk sahabatku, yang berkeinginan untuk bisa menulis. Berikut saya bagi ilmu sederhana yang berasal dari buah pemikiran saya, tentang teknik menulis cerita fiksi berdasarkan pengalaman menulis saya selama ini.

TEKNIK MENULIS CERITA FIKSI.

Cerita fiksi lebih mudah dibuat dibanding menulis sebuah artikel. Karena sumber utama tulisan kita ada dalam bank data yang bisa diunduh langsung dari khayalan dan imajinasi yang kita miliki meski ada juga beberapa data akurat yang membutuhkan sumber terpercaya untuk melengkapi keindahan tulisan kita. Tidak bisa dipungkiri, ketika ingin menulis sesuatu kita sering dibuat bingung ingin memulai dari mana. Berikut cara sederhananya.

  1. Cari Tema Menyentuh

Saya yakin sepenuhnya bahwa menulis adalah tak sekedar pekerjaan yang banyak melibatkan jari tapi juga hati. Pilih tema yang paling menyentuh perasaan kita, beberapa karya saya yang bisa menyentuh banyak pembaca seperti cerpen “Sebuah Dunia Untuk Nathan” tercipta karena saya benar benar tersentuh dengan anak teman baik saya yang mengidap autis. Bagaimana memulainya ? itu pertanyaan klasik yang sering dikeluhkan penulis pemula. Pertama, jangan pikirkan hal yang terlalu berat dan rumit. Tulis saja ! segera tuliskan apa saja yang tiba tiba terlintas di pikiran kita. Entah itu dimulai dari saat si pelaku utama sedang kepasar, sedang melamun dan menceritakan isi lamunannya, atau dimulai dengan dialog bersama sahabatnya, pokoknya apa saja, langsung dituangkan dalam bentuk tulisan. Setelahnya pasti akan terangkai dengan sendirinya plot plot yang akan membentuk kerangka cerita awal. Dari sinilah kemudian kita bisa membentuk masing masing karakter yang akan berperan di cerita kita. Segera tentukan siapa yang akan menjadi tokoh protogonis dan antagonis.

  1. Jangan Batasi Imajinasi

Imanjinasi adalah komponen paling penting dari seorang penulis fiksi. Keunikan hasil tulisan novelis berasal dari sejauh mana ia bisa mengexplore imajinasinya  menjadi sesuatu yang tak layak diterima logika tapi begitu nikmat sebagai bacaan semata, bahkan terkadang bisa mempengaruhi logika pembaca. Saya pernah membiarkan imajinasi saya mengembara sejauh mungkin hingga menghasilkan cerpen “Kunci Kallamatya” yang merupakan kisah cinta antara anak manusia dan keturunan dewa dewi yunani (dimuat di kumpulan cerpen “Sperma Buat Ratri”). Semua sah dan tak ada yang bisa menggugat apa yang terlintas di imajinasi kita. Sebut saja cerita novel sequel nya Dan Brown dari The Da Vinci Code, Angel and Devil serta The Lost Symbol, juga Four Past Midnight Stepehen King, atau novel fiksi teka teki nya  Agatha Christie dalam judul The Mysterious Mr Quin. Apakah bisa diterima logika ? Persetan logika! Yang penting enak dibaca dan cukup menghibur ketika tertuang dalam media lain seperti sinetron atau film.

Nikmatnya menulis fiksi, kita tidak dibatasi oleh benar tidaknya apa yang akan kita tulis, subyektif karena buah pemikiran kita sendiri. Meski saat proses kreatif tengah berlangsung, rambu rambu iman dan akhlak tetap harus menjadi pengontrol dari semua hal yang ingin kita sampai kepada pembaca. Ingat, karya tulis sama halnya sebuah lukisan. Umurnya akan lebih panjang dari penulis dan penciptanya, jadi buatlah karya yang membanggakan bagi anak cucu kita kelak. Nah, tunggu apalagi…menulis dan tuangkan semua hal yang terlintas di imajinasi anda!


  1. Jeda Sejenak

Mampet dan tumpul imajinasi, itu adalah masalah sepele yang sering dialami oleh penulis terkenal sekalipun. Caranya, jangan pernah paksakan menulis saat sudah merasakan kepenatan, tunggu sampai ide ide segar mengalir kembali. Cari cara yang paling menyenangkan hati kita untuk mendapatkan kembali klik menulis yang berhubungan dengan tema. Hal yang saya lakukan adalah melempar tema yang tengah saya tulis di sebuah ruang milist. Biasanya, masukan dari sesama milister sangat membantu saya menyelesaikan sebuah tulisan. Atau naik sepeda pagi menikmati rimbunnya pepohonan dan kicau burung, ngobrol dengan mbok jamu atau membaca majalah dan browsing di internet. Itulah cara yang saya pilih untuk kembali menyegarkan ide dan memancing semangat menulis saya. Meski trend menulis di café dengan fasilitas free Wifi banyak dilakukan penulis saat ini. Sayangnya cara ini tak terlalu cocok untuk saya, sering mencoba malah tak menghasilkan apa apa. Tapi boleh juga di coba, yang namanya ide dan imajinasi bisa kita dapatkan dimana saja.

Demikian, 3 point penting yang menurut saya perlu di terapkan dalam memulai tulisan fiksi, tentu masih banyak kekurangan. Saya sendiri masih terus belajar dan tak berhenti memperbaiki kualitas menulis saya dengan seterbuka mungkin menerima kritik dan saran atas karya saya. Itu adalah konsekwensi logis ketika sebuah karya telah memasuki ruang public. Tapi masukan dalam bentuk apapun, akan sangat berharga bagi perbaikan tak hanya kualitas tulisan tapi juga sebagai bahan introspeksi pribadi.


Selamat menulis, semoga bermanfaat!

3 comments:

rhiesthie said...

tipsnya berguna sekali. makasih!^^

riajumriati said...

Terima kasih juga, sudah berkunjung :-)

Unknown said...

saya jg bikin cerita fiksi genre action tema mobil pakai gbr berupa foto2 spt komik dilengkapi musik latar agar terasa seru menegangkan saat membacanya, kalo penasaran kunjungi blogku