Friday, September 24, 2010

Wajah Tuhan




WAJAH TUHAN
Ria Jumriati

Sejak Dinda mulai mengerti apa arti nasehat. Kebanyakan hal hal baik terlontar dari bibir Ibu. Meski peran Ayah dan guru di sekolah juga tak bisa diabaikan. Banyak hal baik yang dipelajari dari banyak orang di tahun tahun pertama kehidupannya. Tapi terbanyak ditemui pada Ibu.

Dari mulai Dinda memejamkan mata di malam hari, hingga terbangun di saat subuh. Yang pertama kali didengar adalah anjuran Ibu untuk mandi dan menunaikan sholat. Berdoa untuk sarapan lalu berangkat sekolah juga disertai doa. Dan serangkaian pesan untuk mengerjakan segala yang baik di hidup ini. Ibu selalu memastikan bahwa setiap langkah yang dijalani di hidup ini harus disertai dengan doa. Karena doa mendekatkan kita pada Allah SWT.

Dinda kecil pun lambat laun mulai berpikir. Apa yang di inginkan Ibu kelak untuk hidupnya. Siapa yang membayar Ibu untuk semua hal baik yang dilakukannya. Pertanyaan itupun terluncur saat Ibu baru saja selesai menyertai doa malam Dinda.

“Ibu, mengapa kita harus selalu berdoa ?” Tanya Dinda

”Karena dalam doa, kita selalu mengingat Allah”

”Seperti apa rupa Allah, Bu?”


Ibu terdiam sejenak, lalu tersenyum bijak “Tidak bisa digambarkan, tapi segala hal baik di dunia dan akhirat adalah cerminan dari Allah SWT”
Dinda pun terdiam sambil menatap dalam wajah Ibunya.


“Lalu bagaimana dengan Ibu ? Ibu juga mengajarkan semua hal baik di hidup ini. Apakah kira kira wajah Tuhan seperti Ibu? Tanyanya lugu. Lagi lagi Ibu tersenyum.


“Tidak Nak, menjadi seorang Ibu berarti pengemban tugas dari Allah untuk menjadikan seorang anak tumbuh sebagai manusia yang baik.


”Lalu apa yang diberikan Allah kepada Ibu, adakah upah yang diberikanNYA ? Seperti Ayah menerima gaji dari hasil kerjanya setiap bulan ? Seperti aku yang mendapat nilai baik ketika sudah belajar dengan benar ?”


“Mungkin, Allah SWT akan mempersiapkan sebuah negeri terindah untukmu, meski Ibu tak bisa menemanimu kelak. Tapi ketahuilah Nak, kerjasama tertinggi yang pernah ada di dunia ini adalah antara Allah SWT dan para Ibu yang mau memikul tanggung jawabnya. Dan tak ada upah terbesar melebihi yang Allah berikan kepada semua wanita yang tulus mengemban peran sebagai Ibu”

Demikian, Ibu menutup tanya Dinda kecil yang terus mengimajinasikan senyum Tuhan yang terpantul jelas di senyum Ibunya.




“Barangsiapa yg diberi cobaan dengan anak perempuan kemudian ia berbuat baik pada mereka maka mereka akan menjadi penghalang baginya dari api neraka.” (Aisyah r.a)

No comments: