Thursday, March 02, 2017

Atap Untuk Sarti #Cerpen




Sarti gadis lugu, muda dan baru saja kena tipu. Ditawarkan oleh Ibu mertuaku untuk di pekerjakan sebagai pembantu rumah tangga kami. Sebelumnya, Sarti bekerja sebagai buruh pabrik ’Home Industri’ yang di kelola Ibu mertua. Sebulan lalu, ia di usir keluarganya dan di asingkan oleh penduduk kampung, karena ketahuan hamil. Pelaku yang notabene pacar Sarti, ternyata kabur entah kemana begitu mengetahui keadaan Sarti.

            Di dorong rasa Iba, Ibu mertua menawarkan gadis malang itu untuk bekerja di rumah kami, sambil mengumpulkan biaya melahirkan anaknya. Dan, sudah 3 bulan ini Sarti menjadi bagian dari kehidupan keluarga kami. Ia bekerja sangat giat, bangun pagi dan tertidur baru larut malam. Hampir tak ada cela, rumah tertata sangat rapi dan bersih. Anak anak sejahtera, karena masakan Sarti lumayan enak. Saat kandungan Sarti mulai membesar, saya tak tega membiarkan Ibu muda itu terseok seok sendiri dengan pekerjaan rumah tangga yang sepertinya tak kunjung selesai dari pagi hingga malam. Jadi saya putuskan, urusan mencuci baju untuk sementara memakai jasa laundry kiloan.

            Suatu hari Sarti mendatangi saya, ”Bu, bagaimana caranya bisa nabung dan beli rumah” Ujarnya terbata. Saya tercengang sejenak. Gadis 17 tahun dengan kandungan yang kian membesar, sudah memikirkan atap masa depan  untuk buah hatinya.
            ”Banyak cara Sarti, nanti saya kasih tahu yaa..” Jawab saya menjanjikan. Ia pun tersenyum percaya.
            ”Soalnya, saya nggak mau pulang lagi ke kampung Bu. Tapi saya mau punya rumah sendiri, jadi kalau anak saya sudah lahir dan besar. Dia sudah punya rumah ”.
            ”Bagus Sarti, kamu memang harus punya rencana masa depan untuk dirimu dan anakmu”.

            Tak hanya terdorong oleh rasa Iba tapi juga takjub akan rencana Sarti memiliki rumah. Saya pun langsung mendatangi customer service BRI Syariah yang memiliki program KPR Sejahtera BRI syariah iB, yang membiayai rumah murah 25 juta s/d 80 juta. Selanjutnya, membawa Sarti untuk bertemu langsung dan untuk penjelasan tentang KPR Sejahtera BRI Syariah dari pihak Bank. Banyak  hal yang tak sejalan dengan nalar Sarti yang hanya tamatan SMP. Tapi ia punya semangat dan tanggung jawab yang tinggi untuk masa depannya. Hal itu, sangat membantu Sarti memahami segalanya lewat nalar dasarnya sebagai calon Ibu.

            Lewat fasilitas Calculator KPR BRI Syariah. Pelan dan sabar, saya menjelaskan kepada Sarti, untuk menabung sedikitnya 10.000 perhari dari gaji Sarti perbulan sebesar Rp. 600.000,-. Jika Sarti ingin menyicil rumah seharga Rp. 25.000.000,- selama 15 tahun. Maka Sarti saya anjurkan untuk menabung Rp. 15.000/hari. Karena uang angsuran perbulan dari rumah yang akan di belinya sebesar Rp. 316.311,-. Meski lama dan mengalami kebingungan berhari hari untuk memahami hal ini, Sarti tetap semangat mempelajarinya. Ia pun mulai menabung dan menyisihkan sebagian gajinya untuk di tabung membeli rumah.  Sarti makin giat bekerja, ia bahkan terlalu  kuat dan dewasa untuk gadis seusianya dengan beban hidup yang mungkin sebagian orang melihatnya sangat berat. Tapi Sarti menjalaninya dengan ikhlas, jarang sekali saya temui ia  mengeluh. Si cabang bayi nya pun seolah memaklumi. Sarti tak mengalami ”morning sick”. Tak ada rasa mual atau pusing, layaknya yang sering di alami Ibu hamil. Hal itu pasti karena semangat Sarti yang tinggi untuk memiliki Rumah Masa Depan bagi buah hatinya. Pernah suatu kali, saya memasuki kamar Sarti, perasaan saya langsung tertohok oleh rasa iba. Di dinding kamarnya yang sempit. Ia menempel gambar rumah mungil yang di hiasi tulisan tangannya ”Rumah untuk Dedek”. Apa yang tak mungkin, jika kita memiliki keinginan yang tinggi   untuk  mencapai sesuatu ? Dan Sarti, akan segera membuktikannya.

            Hari dan bulan pun berlalu. Proses administrasi KPR Sejahtera BRI Syariah, sangat mudah. Meski rumah Sarti belum lagi di bangun, tapi bentuknya sudah pasti. Ia pun semakin giat menabung. Menyicil angsuran dan mempelajari dengan seksama semua cara yang saya ajarkan. Tanggal 5 setiap bulannya, Sarti selalu tak pernah telat untuk menyetor angsuran KPR nya ke Bank BRI terdekat.  Senangnya melihat semangat Sarti !.

Bulan September lalu, Sarti melahirkan bayi perempuan yang cantik. Ia memberinya nama Septiani Salamah. Sesuai haknya, saya memberi cuti 3 bulan pada Sarti untuk total menyusui dan merawat bayinya. Ia masih melakukan pekerjaan rumah meski hanya yang ringan-ringan saja. Sampai saat ini, Sarti masih menjadi bagian dari kehidupan keluarga kami. Dan ia tetap memufuk impiannya menjadi kenyataan untuk memiliki rumah idamannya. Insya Allah, Januari tahun depan rumah idaman Sarti akan segera di bangun. Tak ada yang tak mungkin. Memiliki rumah idaman bisa di wujudkan oleh siapapun yang punya tekad untuk mendapatkannya. Dan Sarti telah membuktikan semangat dan tekadnya tersebut.


TAMAT


Dimuat di Bulletin online BRI Syariah


No comments: